Selasa, 20 Juli 2010

BEBERAPA MODEL DALAM PEMBELAJARAN KOPERATIF

A. EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Dosen/guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Dosen/guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, dosen/guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan


B. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Dosen/guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Dosen/guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian memasang/mendosen/gurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Dosen/guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut dosen/guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
C. NUMBERED HEADS TOGETHER (KEPALA BERNOMOR)
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Dosen/guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Dosen/guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian dosen/guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan

D. COOPERATIVE SCRIPT
Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi peserta didik untuk berpasangan
2. Dosen/guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Dosen/guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
c. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
d. Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan Dosen/guru
5. Penutup

E. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai
3. Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
4. Jika perlu, dosen/guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
5. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
6. Kesimpulan

F. STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Dosen/guru menyajikan perkuliahan
3. Dosen/guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Dosen/guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

G. JIG SAW
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Dosen/guru memberi evaluasi
8. Penutup

H. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Dosen/guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari dosen/guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Dosen/guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik
7. Kesimpulan/penutup

I. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan dosen/guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan dosen/guru
6. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau dosen/guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan dosen/guru

J. MAKE – A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
3. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup


K. THINK PAIR AND SHARE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan dosen/guru
3. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Dosen/guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para peserta didik
6. Dosen/guru memberi kesimpulan
7. Penutup


L. DEBATE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2. Dosen/guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Dosen/guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya dosen/guru menulis dosen/guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan dosen/guru terpenuhi
5. Dosen/guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, dosen/guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai

M. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3. Dosen/guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Dosen/guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup

N. GROUP INVESTIGATION
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Dosen/guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Dosen/guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Dosen/guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

O. TALKING STIK
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Dosen/guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya
4. Dosen/guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu dosen/guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari dosen/guru
5. Dosen/guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

P. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (dosen/guru biasa menunjukkan pasangannya atau peserta didik menunjukkan pasangannya
2. Dosen/guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

Q. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Dosen/guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh dosen/guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup

R. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Peserta didik/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4. Dosen/guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik
5. Dosen/guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup

S. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing peserta didik
5. Dosen/guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan dosen/guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)
6. Peserta didik yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup

T. DEMONSTRATION
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan TPK
2. Dosen/guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjukan salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
5. Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6. Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemontrasikan
7. Dosen/guru membuat kesimpulan

U. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Dosen/guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Dosen/guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup

V. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
6. Demikian seterusnya

W. CONSEPT SENTENCES
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru menyajikan materi secukupnya
3. Dosen/guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
6. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu Dosen/guru
7. Kesimpulan

X. TIME TOKEN
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama sekali
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
2. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
4. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
5. Dan seterusnya

Y. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Langkah-langkah :
1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan

Z. TWO STAY TWO STRAY
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.
Langkah-langkah :
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

AA. PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi masalah
a. Kegiatan kelompok kecil
Membagi kelas dalam kelompok kecil (3-4 orang) dan mencari masalah yang dianggap penting
b. Pekerjaan rumah
Wawancara, mencari informasi dari media cetak/ elektronik
2. Memilih Masalah untuk kajian kelas
a. Membuat daftar masalah
b. Melakukan vooting
3. Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji di kelas
a. Kegiatan kelas
b. Tugas pekerjaan rumah
4. Mengembangkan Portofolio kelas
a. Spesifikasi Portofolio
Jika informasi cukup, portofolio dikembangkan menjadi dua seksi :
1). seksi penayangan
2). seksi dokumentas
b. Kelompok portofolio

Selasa, 18 Mei 2010

MENGAPA DOA KITA SUSAH DIKABULKAN ?

Syukur adalah satu jenis perasaan yang jarang bermukim permanen di hati kita. Bahkan acapkali kita lupa dan alpa untuk mengucapkan dan mengamalkannya. Kata syukur biasanya baru terucap manakala mendapat rejeki yang besar, tapi tidak sedikit juga yang ketika mendapat rejeki banyak lupa bersyukur.

“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”


   

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))

Itulah salah satu janji Allah kepada kita.

Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :

“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”


Menurut Ibrahim bin Adham, “Sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan do’a kalian”.

Kesepuluh faktor yang menyebabkan hati kalian mati, antara lain
01. Kalian mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan haknya.
      
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. 51 : 56)

02. Kalian suka membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mengamalkannya.
           
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran Ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka". (QS. 41 : 26)
03. Kalian mengetahui iblis itu musuh, tetapi tetap mengikuti perintahnya.
 •• •               •              
Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. 35 : 5-6)


04. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah, tetapi meninggalkan sunnahnya.
                 
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33 : 21)


05. Kalian menyatakan cinta syurga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga
06. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetap saja berbuat dosa
07. Kalian meyakini bahwa kematian itu haq, tetapi tidak pernah menuiapkan bekal untuk menghadapinya
08. Kalian suka memperhatikan aib orang lain, tetapi tidka mau memperhatikan aib diri sendiri
09. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya
10. Kalian seing mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.


Kedaulatan Kelas VIII

Jumat, 23 April 2010

MENGAPA DOA KITA SUSAH DIKABULKAN ?

Syukur adalah satu jenis perasaan yang jarang bermukim permanen di hati kita. Bahkan acapkali kita lupa dan alpa untuk mengucapkan dan mengamalkannya. Kata syukur biasa baru terucap manakala mendapat rejeki yang besar, tapi tidak sedikit juga yang ketika mendapat rejeki banyak lupa bersyukur.
“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”




"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))

Itulah salah satu janji Allah kepada kita.

Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :

“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”

Rabu, 03 Februari 2010

KEBIASAAN SISWA DI SEKOLAH

Bapak/Ibu Guru yang terhormat, pernahkah kita memperhatikan tingkah laku siswa kita di sekolah ?

Pernakah kita memarahi siswa, karena :

  • siswa datang terlambat,

  • siswa belum membersihkan kelas,

  • siswa belum mengerjakan pekerjaan rumah,

  • siswa tidak menggunakan seragam dan atribut yang ditentukan,

  • siswa tidak membawa Al Qur’an atau Al Kitab,

  • siswa mainan HP ketika sedang belajar,

  • siswa membawa buku komik,

  • siswa mengobrol ketika sedang belajar,

  • siswa suka mencari perhatikan dan membikin ulah di kelas,

  • siswa main bola/raket/lari-larian di kelas

  • dan masih banyak masalah lainnya.



Marah memang sesuatu hal yang mudah kita lakukan. Terkadang tanpa kita mau tau apa yang menjadi latar belakang persoalan kita sudah marah dan memvonis siswa bersalah.
“Mengapa kalian main raket di kelas, sedangkan kelas yang lain sedang mengaji”, kata guru X kepada siswa di kelas yang ribut ketika pengajian sedang berlangsung. “Kalian sudah bodoh, bertingkah lagi !”, lanjutnya.
“Siapa yang piket hari ini …!!!”, gertak guru Y ketika memasuki kelas yang ruangannya kotor. “Cepat dibersihkan atau bapak tidak akan mengajar selamanya di kelas ini !”


Bapak/Ibu Guru yang budiman….
Pernahkan kita bertanya dalam hati mengapa :
Siswa bisa sampai berkelahi di kelas ?
Siswa bisa bermain bola, raket, atau berlari-larian di kelas ?
Siswa membuat gaduh yang dapat mengganggu kelas lainnya ?
Siswa tidak mengerjakan PR ? atau
Mengapa ketika kita sedang mengajar, siswa asyik mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lainnya ?

Kalau kita mau usut dan teliti sebenarnya akar permasalahan tidaklah sepenuhnya datang dari siswa bahkan kalau kita mau jujur, kesalahan terbesar adalah datang dari kita. Sudahkah menjadikan diri kita (guru) contoh yang baik, minimal untuk kita sendiri ?

Kita ingin siswa kita tidak terlambat datang ke sekolah, namun apakah kita sudah mampu untuk mengajar tepat waktu ?
Kita marah ketika hampir separuh kelas hasil ulangannya buruk, namun pertanyaannya apakah kita sadar bahwa metode dan cara kita dalam menyampaikan pelajaran sudah baik dan benar ? Bukankah masih banyak kita lihat Bapak/Ibu guru yang mengajar hanya memberikan catatan atau tugas kepada siswa, kemudian pergi ke kantor dengan segala macam alasan ?
Kita marah ketika melihat kelas kotor, pertanyaannya apakah kita sudah memberi contoh cara membuang sampah yang benar ? Pernahkah kita mengambil sampah bungkus permen yang di buang siswa sembarangan ?
Kita marah ketika siswa kita berkelahi, lari-larian, main bola atau teriak-teriak di kelas, pertanyaannya mengapa siswa tersebut bisa berbuat demikian ? Kemana kita (guru) waktu itu ?
Itulah sedikit contoh peristiwa yang terjadi di sekolah. Akankan kita membiarkan hal tersebut berulang bagaikan lingkaran api yang tak ada ujungnya ? Atau kita siap membongkar lingkaran itu dan merubah paradigma kita tentang siswa. Siswa bukan lagi hanya sebagai objek yang diam, namun kita harus mampu menempatkan siswa selain sebagai objek juga segaligus sebagai subjek pendidikan. Sehingga diharapkan dengan pendidikan yang kita berikan kita bisa membantu siswa mengembangkan potensi yang mereka miliki dan merubahnya menjadi kekuatan.
Memang, untuk merubah hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu juga bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Usaha keras, pantang menyerah, kekompakan pada seluruh stake holder yang ada, peraturan yang jelas, infra struktur yang mendukung, kebijakan pimpinan yang baik, iklim kerja yang kondusif serta contoh dari kita bisa menjadi solusi yang tepat untuk hal tersebut.
Saat ini marah-marah, menghukum siswa dengan hukuman fisik sepertinya sudah bukan jamannya lagi. Figur dan tauladan yang baik, jauh lebih berperan daripada sekedar kata-kata. Di bawah ini saya sajikan indikator kebiasaan-kebiasaan siswa di sekolah yang dapat kita gunakan sebagai acuan bagaiman kita bersikap terhadap siswa-siswi kita.

Kebiasaan Siswa di Sekolah, antara lain :
A. Sebelum Guru masuk kelas :

  1. Kelas belum dibersihkan

  2. Ada yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

  3. Ada yang belajar

  4. Ada yang nongkrong di depan kelas

  5. Ada yang ngobrol

  6. Ada yang sms-an atau On Line

  7. Ada yang sarapan pagi



B. Ketika Guru sedang Mengajar

  1. ada yang mendengarkan namun pasif

  2. ada yang mendengarkan dan aktif memberikan tanggapan

  3. ada yang mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lain

  4. ada yang cuek

  5. ada yang mengobrol dengan teman sebangku

  6. ada yang cari perhatian

  7. ada yang mengantuk

  8. ada yang suka memperhatikan/memandang guru dari ujung rambut sampai ujung kaki

  9. ada yang sering ijin ke kamar kecil



C. Ketika ada Jam Pelajaran yang Kosong

  1. Sebagaian besar siswa bercanda dan membuat gaduh yang menggangu kelas sebelahnya

  2. Ada sebagian kecil yang belajar

  3. Ada yang sms-an dan On Line

  4. Ada yang lari-larian

  5. Ada yang bermain bola

  6. Ada yang mengucapkan syukur karena gurunya tidak hadir

  7. Ada yang BT dan ingin pulang

  8. Keluar masuk kelas dan pergi ke WC



D. Ketika Jam Istirahat

  1. Sebagian besar anak keluar dari kelas dan segera jajan

  2. Ada yang makan di kelas

  3. Ada yang makan di kantin

  4. Ada yang makan di lorong sekolah

  5. Sebagian besar siswa membuang sampah tidak pada tempatnya

  6. Ada yang tertukar membuang sampah pada tempat sampah kering dan basah

  7. Ada yang membuang sampah di laci meja

  8. Dan hanya sebagian kecil siswa yang membuang sampah tepat pada tempatnya



E. Ketika Jam Pulang Sekolah

  1. Sebagian besar siswa langsung meninggalkan sekolah,

  2. Sebagian kecil masih ada yang melakukan kegiatan OSIS dan Pengembangan Diri

  3. Ada yang masih nongkrong di pojok sekolah, kantin atau pos satpam

  4. Ada yang main bola

  5. Ada yang minta perbaikan pada guru


Selasa, 19 Januari 2010

DI ANTARA KEUTAMAAN-KEUTAMAAN SHADAQAH

Zainab istri Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam berkhutbah di hadapan kami, dan beliau berkata :
“Wahai para wanita, bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian, karena kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka Jahanam pada Hari Kiamat” (HR. At Tirmidzi, 517)

Dalam suatu riwayat disebutkan :
“Aku melihat kalian paling banyak menghuni neraka, karena kalian sering melaknat (mengutuk) dan mengingkari suatu (atas kebaikan dan kelebihannya). (Fath Al-Bari, 2/631)
Dalam hadits Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda:
“Wanita yang paling banyak aku ihat di sana adalah wanita yang jika diberi amanat untuk menjaga rahasia, dia menyebarluaskannya, jika dimintai bantuan (sesuatu) dia tidak akan memberikannya (bakhil), jika meminta dia akan memaksa dan jika diberi dia tidak akan berterima kasih.”
Lantas bagaimana cara menyelamatkan diri wahai Rasulullah ?
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam menjawab : “Bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian.”.
Inilah bahtera penyelamat wahai saudariku, janganlah pelit dan janganlah ragu-ragu, majulah dan bershadaqahlah. Ketahuilah bahwa di antara keutamaan-keutamaan shadaqah adalah

  • Meredakan kemarahan Tuhan

  • Melenyapkan dosa

  • Mencegah kematian yang jelek

  • Memberikan naungan pada Hari Kiamat

  • Menutup tujuh puluh pintu kejelekan

  • Bala’ tidak akan menyertainya

  • Mematikan panasnya kubur

  • Meluruskan yang bengkok (menyimpang)

  • Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya dan menambahkannya

  • Memberikan manfaat bagi pelakunya seterlah ia meninggal

  • Menghilangkan sifat kesombongan

  • Selalu dalam naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya

  • Dicintai Allah

  • Menyambung tali silaturrahim

  • Menghilangkan iri dan dengki

  • Menumbuhkan rasa sayang dalam hati

  • Mengembangkan harta

  • Memutar rezeki (agar sama-sama menikmati)

  • Malaikat akan mendoakannya

  • Menghilangkan duka lara

  • Menyembuhkan orang yang sakit



Rabu, 13 Januari 2010

LANGITPUN MAU RUNTUH

By Risman. S.Pd.


Bagian 1
Kecerdikan Kancil dalam dunia perdongengan memang sudah tak bisa kita bantah lagi. Ketika suatu saat Pak Tani memergoki, si Kancil yang sedang asyik mencuri ketimun di kebunnya, pak tani-pun geram dan berusaha untuk menangkapnya. Meskipun demikian, pak tani tidak serta merta menubruk dan menjerat si Kancil, karena ia sadar betul akan kecerdikan dan kelicinan si Kancil. Pak tani mulai memutar otaknya sambil membiarkan si Kancil menikmati sedikit ketimun di kebunnya.



“Kalau saya tangkap saat ini tentu dia akan lepas karena masih waspada dan larinya kencang, tapi kalau dibiarkan berlama-lama bisa habis ketimunku dan aku gagal mendapatkan untung dari hasil pertanian ini”, gumam pak tani. “Gimana yach…Ya Allah berilah petunjuk pada hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini. Beberapa saat kemudian akhirnya Pak tani mendapat ide, “untuk menangkap si licin maka diperlukan siasat dan taktik yang jitu” (OK lah kalooo begitu…!)
Pak tani kemudian pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
Sesampai di rumah pak tani mengambil tempurung kelapa yang masih bulat kemudian dipasang bambu, untuk membentuk tubuh dan tangan. Tak lupa pak tani memberinya pakaian hitam-hitam serta memasang caping di tempurung kelapanya. (Oh…rupanya pak tani membuat orang-orangan sawah). Agar orang-orangan sawah dapat bekerja secara optimal, kemudian Pak tani melumuri seluruh tubunya dengan getah pohon nangka. “Bagus…, perangkap sudah fix dan siap dipasang, awas siap-siap kau Cil, kalau tertangkap akan ku buat gulai”, kata Pak tani dengan bangganya.
Usai sholat ashar, Pak tani membawa orang-orangan sawah ke kebun dan menanam diantara pohon ketimunnya. Maka orang-orangan sawahpun berdiri tegap seolah-olah memandangi seluruh tanaman ketimun milik Pak tani dan siap melawan semua jenis mahluk hidup yang hendak merusak atau mencuri tanaman milik tuannya. Setelah semuanya dianggap beres, Pak tani meninggalkan kebunnya dengan sejuta harapan bahwa orang-orangan yang dibuatnya akan dapat menangkap musuhnya atau paling tidak dapat membuat takut sehingga si kancil tak berani mencuri lagi.
Suasana perkebunan timun pak tani di Malam Hari.
Merdunya irama jangkrik yang syahdu, celotehan kodok yang saling bersahutan, kerlap-kerlip kunang-kunang serta sorotan sinar bulan purnama, membuat sel-sel muka bumi terasa indahnya. Suasana yang demikian dimanfaatkan oleh seluruh mahluk hidup yang ada untuk keluar dari rumahnya dan bersuka ria dengan yang lainnya. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar anak-anak bermain sambil bernyanyi :
“Ya prakanca dolanan ing njaba
Padang mbulan, padange kaya rina
Rembulane… ne… wes awe-awe
Ngelingake aja turu sore-sore.”
(“Mari teman-teman bermain di halaman. Terangnya cahaya bulan, seakan-akan disiang hari. Bulannya sudah menanti-nanti. Mengingatkan jangan tidur di sore hari”)
Dengan loncatan-loncatan yang indah dan suasana hati yang ceria, seperti biasa kancil memulai aksinya menuju kebun timun milik pak tani. Sesampainya ditempat, “Oh…my God….!! Siapa itu yang ada di sana..!!”, pikir kancil sambil terkejut. Setelah diamati beberapa saat. “Itu Pak tani apa hantu ketimun ya ?,” dalam hati Kancil. “Kalau itu Pak tani, kenapa hanya diam saja seperti patung ? tapi kalau hantu ketimun, kenapa mirip Pak tani ? Jadi yang benar, dia itu hantu atau pak tani, jadi bingung aku,” kata kancil sedikit takut dan penasaran. Untuk mengobati rasa penasarannya, akhirnya sambil mengendap-endap (seperti Tim Densus 88 yang mau menangkap Ibrahim) Kancil mendekati orang-orangan sawah. Setelah jaraknya agak dekat (± 5 m) sambil tetap berlindung di antara pepohonan, kemudian kancil mencoba memancing reaksi dengan melempar batu kepada mahluk yang dicurigai sebagai pak tani atau hantu ketimun. “Krodaaakkk…krasakz…buuugz,” suara batu yang tepat mengenai tubuh orang-orangan sawah. Kancil jadi penasaran. “Kenapa tidak ada reaksi ? Padahal batu tadi kan mengenai tubuh itu dengan kerasnya” Kancil bertanya pada dirinya sendiri.
Dengan kejeniusan yang dimilikinya, setelah melalui sedikit uji hipotesa Kancil mengambil sikap dan memutuskan bahwa, “itu bukan Pak Tani, itu juga bukan hantu ketimun tapi itu adalah benda yang dibuat oleh Pak Tani yang mirip dengannya dan berfungsi untuk menakut-nakuti orang atau binatang yang hendak mencuri ketimun (titik..nggak pake koma!!)”. Dengan sombongnya Kancil berkata, “Kancil gitu looch…!!!”.
Setelah memastikan bahwa itu bukan pak tani atau hantu ketimun, maka Kancil mulai memberanikan diri mendekati benda itu dan berkata,”Kancil mau di bohongi, enggak mempan laa yaauuuu!!” (sambil memukulkan satu kaki depannya yang kiri kepada tubuh orang-orangan sawah)
“Aduuh Biyuuung…!! (aduh emak)……!!,” teriak kancil ketika kakinya tidak dapat dilepas dari tubuh orang-orangan sawah yang telah dilumuri getah oleh Pak Tani.
“Lepasin enggak ..!!!!” bentak Kancil sambil marah. Karena tidak ada respon, maka kancil memukul kembali orang-orangan sawah dengan satu kaki depannya yang sebelah kanan.
“Buuggzz…..” suara pukulan kaki kancil yang mengenai tubuh orang-orangan sawah. Sekali lagi kancil berteriak,” Aduuh Biyuuung….ampun….ampun!!” karena kaki kanannya pun menempel pada tubuh orang-orangan sawah.
Tanpa sadar sambil terus berteriak-teriak dan meronta-ronta ternyata kedua kaki belakangnya pun menempel juga pada tubuh orang-orangan sawah tersebut. Sambil mengangis, kancil memohon ampun, “eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya janji ….(suer dech) saya tidak akan mencuri lagi’
“eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya mohon, saya jangan dipotong yach…”
“e eeeh…eehng…Tuan Hantu Pak Tani, ganteng dech..” (sambil merayu agar ia dibebaskan)

Kita tinggalkan sejenak nasib buruk yang menimpa Kancil
Lets go….

Kukuuruuyuuuuk….ku..ku..ruuyuuuk….., (suara ayam jantan Pak Tani membangunkan tuannya agar segera bangun dan mengerjakan sholat subuh).
Mendengar si Jliteng (panggilan akrab Pak Tani kepada ayam jagonya) berteriak-teriak, akhirnya pak tani terbangun dari lelapnya tidur.
Pak Tani : “Bune…bune….bangun hari sudah pagi”
Mbok Tani : “Engggg… iya.”
“Pa’e, sudah sholat subuh belum? Kok pagi-pagi gini sudah mau pergi, emangnya mau kemana ?”
Pak Tani : “Sudah, saya mau ke kebun nengok apakah perangkap yang bapak pasang kemarin bisa menangkap kancil atau tidak”.
Mbok Tani : “Ya udah, hati-hati Pa’e”
Pak Tani : “Oh yah Bune, siap-siap bikin gule kancil yah !”
“Assalamu’alaikum…” (pak tani keluar rumah)
Sambil berdendang kecil, pak tani berjalan menuju kebun timunnya.
“Gesangipun tani uu..tuuun,
Wungu nendra, esok umun-umun
Tan sarapannn, nulya….
(Hidupnya seorang petani sejati, bangun tidur dipagi hari, tanpa makan pagi, kemudian ….)
Sebelum nyanyiannya selesai, ternyata pak tani sudah sampai di kebunnya. Dan betapa bahagianya ketika disana dilihat seekor kancil yang menempel di tubuh orang-orangan sawah yang dibuat sebagai perangkap
“Alhamdulillah…puji syukur kupanjatkan kehadirat-MU ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan padaku dipagi hari ini,” doa pak tani.
Kemudian pak tani mengeluarkan seutas tali yang memang sudah disiapkan dari rumahnya untuk mengikat kancil tersebut.
“Hemmm…gemuk sekali kancil ini, pasti dagingnya empuk,” kata pak tani dengan girangnya. Sambil terus membayangkan hari ini akan makan besar, pak tani bergegas pulang dengan memanggul kancil dipundaknya.
Pak Tani : “Bune…bune… , ini loh lihat apa yang saya bawa!”
(teriak pak Tani kegirangan. Kemudian pak tani meletakan kancil yang masih terikat ke dalam kurungan ayam di belakang rumah)
Mbok Tani : “Pa’e kancilnya gemuk sekali, pasti enak sekali kalau di masak gulai”.
“Pa’e sebelum kita potong kancil itu sembari saya menyiapkan bumbunya, sebaiknya bapak cari kayu bakar dulu karena persediaan kayu kita telah habis”.
Pak Tani : “Baiklahlah bune, saya berangkat cari kayu tapi jaga jangan sampai kancil itu melarikan diri.”
Mbok Tani : “Siip lah….”

Sambil menunggu persiapan masak yang dilakukan oleh pak tani dan mbok tani mari kita tengok nasib malang si kancil

Kancil : “Eegh ….eee eegh…tamatlah riwayatku”
(si kancil terus menangis sambil meratapi nasibnya yang malang)
“Kenapa saya jadi bodoh begini….”
“Kenapa nasibku berakhir dengan tragis ??”

Ketika Kancil sedang meratapi atas kebodohannya tiba-tiba terdengar….

Si Jliteng : “Kwik…kwik …. Ku ku ruyuuuuk….!”
“Kayaknya ada yang lagi ketawa dalam rumahku”
Kancil : “Menghina yah, aku bukan lagi ketawa tapi aku sedang menangis tauuu !”
Si Jliteng : “Emangnya kamu siapa, kok ada di dalam kurunganku dalam keadaan terikat”.
Kancil : “Oh ya sampai lupa mengenalkan diri”
“Namaku Kancil…”
“Aku dipaksa oleh pak tani agar mau menikah dengan putrinya”

(Kancil dengan kecerdikannya mencari simpati pada ayam jago piaraan pak tani)

Si Jliteng : “Ah yang bener… kamu lagi nggak bohong kan..??”
“Aku saja yang sudah bertahun-tahun mengabdi di rumah pak tani nggak pernah ditawari menikah dengan putrinya padahal aku tiap pagi selalu membangunkan beliau untuk sholat subuh”
Kancil : “Ya enggak lah, masa saya bohong sih?”
Si Jliteng : “Kalau nggak bohong, kenapa kamu diikat dan dimasukan ke dalam kurunganku ?”
Kancil : “Itu karena saya menolak permintaannya, biar saya tidak kabur maka saya diikat dan dimasukan kedalam kurunganmu”
“Lihat saja ke dalam, pasti pak tani tidak ada di rumah karena sekarang dia sedang memanggil pak penghulu untuk menikahkan saya dengan putrinya”

(Kancil menyakinkan pada si Jliteng)

“Biar putri pak tani cantik namun saya tidak mencintainya, maukah kamu membantuku menggantikan posisiku untuk menikahi putri pak tani ?”

(mendengar tawaran tersebut, si Jliteng seakan-akan tak percaya)

Si Jliteng : “Yang benar…., enggak salah dengar kan ?”
Kancil : “Nggak, kamu tidak salah dengar, kamu juga tidak lagi bermimpi”
“Ini kenyataan jadi nggak usah pakai bengong gitu, jelek tau…!”
“Kamu sebenarnya ganteng kok, jadi pantas kalau kamu yang mendapatkan putri pak tani”
“Jadi kamu mau nggak menggantikan saya ?”

(tanpa pikir panjang si Jliteng langsung menjawab)

Si Jliteng : “Aku bersedia, aku mau !”
Kancil : “Ok, kalau kamu setuju berarti kita deal”
“Karena kita sudah setuju maka tolong keluarkan aku dari kurungan dan buka ikatan ini”

Akhirnya Si Jliteng mengeluarkan Kancil dari kurungan dan membuka ikatan yang melilit keempat kakinya. Kemudian sesuai dengan perjanjian maka kancil mengikat kaki Si Jliteng dan memasukan ke dalam kurungan.
“Wahai Jliteng sahabatku, selamat menempuh hidup baru dan bersenang-senang dengan Putri Pak Tani,” kata kancil memberi ucapan kepada ayam jago milik pak tani.
“Kwak….kakk.. kwak….kakk …prikitew …akhirnya aku selamat”
“Merdeka….merdeka…aku tidak jadi mati”
“Kancil gitu loch…..”
Kancilpun buru-buru lari meninggalkan rumah pak tani.

Bagaimana dengan nasib Si Jliteng ?

Tunggu Episode berikunya……..

Kamis, 07 Januari 2010

SMP TERBUKA KOJA TOUR KE KOTA BANTEN LAMA

Tanggal 27 Desember 2009 Keluarga Besar Guru dan Karyawan SMP Terbuka Koja mengadakan wisata ke kota Banten Lama dan dilanjutkan wisata pantai di Pantai Carita.








MASJID AGUNG BANTEN LAMA : NAFAS SEJARAH DAN BUDAYA

Masjid berarsitektur unik, perpaduan gaya Hindu Jawa, China dan Eropa. Tapi tetap sarat nilai-nilai Islami.

BERDIRINYA Masjid Agung Banten tidak lepas dari tradisi masa lalu, di mana dalam sebuah kota Islam terdapat minimal 4 komponen. Pertama, ada istana sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja. Kedua, Masjid Agung sebagai pusat peribadatan. Ketiga, ada alun-alun sebagai pusat kegiatan dan informasi. Keempat, ada pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Keempat komponen ini, jejaknya masih terdapat di Desa Banten Lama Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang. Tapi yang masih kokoh berdiri dan berfungsi hingga saat ini hanya Masjid Agung.
Masjid Agung Banten, sebagaimana masjid tua dan bersejarah lainnya, selalu diramaikan para peziarah yang bisa mencapai ribuan orang dari berbagai daerah di Jawa umumnya. Sering kali jumlah mereka mencapai puncaknya pada bulan Syawal, Haji, Maulud, Rajab dan Ruwah. Sementara setiap hari Kamis, Jumat dan Minggu juga menjadi hari pilihan bagi para peziarah untuk mengunjungi Masjid Banten. Ada juga waktu yang paling ramai yaitu malam Jum’at ketika malam 14 bulan purnama. “Mereka percaya malam Jumat tanggal 14 bulan purnama adalah waktu di mana para auliya’ berkumpul dan bermusyawarah sehingga dikeramatkan, dan bila berziarah pada tanggal itu doanya mustajabah. Meski faktanya, tidak semua orang berdoa dan beriktikaf di masjid, ada juga yang main-main,” kata M. Al Hatta Kurdie, Sie Pendidikan dan Informasi Kenadziran Masjid Agung Banten Lama.
Bangunan masjid yang terletak sekira 10 km sebelah utara Kota Serang ini merupakan peninggalan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), putera pertama Sunan Gunung Jati. Konon, pembangunan Masjid Agung Banten bermula dari instruksi Sunan Gunung Jati kepada Hasanuddin untuk mencari sebidang tanah yang masih suci untuk pembangunan Kerajaan Banten. Hasanuddin lalu shalat dan bermunajat kepada Allah agar diberi petunjuk tentang tanah yang dimaksud ayahandanya. Setelah berdo’a, spontanitas air laut yang berada di sekitarnya menyibak menjadi daratan. Selanjutnya, Hasanuddin mulai mendirikan Kerajaan Banten beserta komponen-komponen lainnya, seperti alun-alun, pasar dan masjid agung.
Dalam pembangunan masjid agung, salah satu arsiteknya adalah Raden Sepat. “Raden Sepat mulanya dari Majapahit, kemudian membangun Masjid Demak, Cirebon dan Masjid Banten Lama ini. Jadi bukan ketaksengajaan bila antara masjid Demak, Cirebon dan Banten Lama secara arsitektur ada mata rantainya. Misalkan dari sisi atapnya, Masjid Agung Demak dan Cirebon itu memiliki atap tiga susun yang bermakna Iman, Islam dan Ikhsan. Ini hampir sama, hanya saja di sini lebih banyak yaitu lima susun, bermakna rukun islam,” kata Hatta Kurdie.
Selain Raden Sepat, beberapa kalangan menyebut Cek Ban Cut sebagai arsitek lainnya. Pendapat ini berangkat dari analisis pada dua tumpukan atap konsentris paling atas yang samar-samar mengingatkan idiom Pagoda China. Kedua atap itu berdiri tepat di atas puncak tumpukan atap ketiga dengan sistem struktur penyalur gaya yang bertemu pada satu titik. Peletakan seperti itu memperlihatkan kesan seakan-akan atap dalam posisi kritis dan mudah goyah, namun hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri.
Dua tumpukan atap paling atas itu tampak lebih berfungsi sebagai mahkota dibanding sebagai atap penutup ruang bagian dalam bangunan. Tak heran jika bentuk dan ekspresi seperti itu sebetulnya dapat dibaca dalam dua penafsiran: masjid beratap tumpuk lima atau masjid beratap tumpuk tiga dengan ditambah dua mahkota di atasnya sebagai elemen estetik.
Sejauh ini belum ada arsitektur masjid yang serupa dengan Masjid Agung Banten. Hanya lukisan Masjid Jepara sekira abad ke-16 yang dibuat Wouter Schouten dalam Reistogt Naar en Door Oostindien dan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1676 serta dicetak ulang tahun 1780 memperlihatkan masjid beratap tumpuk lima. Masjid yang lukisannya pernah dipublikasikan Francois Valentijn dalam Oude en nieuw Oost-Indien itu memperlihatkan idiom pagoda Cina, baik dari bentuk, ekspresi, hingga ukirannya.

ELEMEN menarik lainnya adalah menara di sebelah timur yang besar dan monumental serta tergolong unik karena belum pernah terdapat bentuk menara seperti itu di Jawa, bahkan di seluruh Nusantara. Karena menara bukanlah tradisi yang melengkapi masjid di Jawa pada masa awal, maka Masjid Agung Banten termasuk di antara masjid yang mula-mula menggunakan unsur menara di Jawa.
Menara berkonstruksi batu bata setinggi kurang lebih 24 meter ini, konon dulunya lebih berfungsi sebagai menara pandang ke lepas pantai karena bentuknya mirip mercusuar daripada sebagai tempat mengumandangkan azan. Dan semua berita Belanda tentang Banten hampir selalu menyebutkan menara tersebut, membuktikan menara itu selalu menarik perhatian pengunjung Kota Banten masa lampau.
Catatan Dirk van Lier di tahun 1659 maupun Wouter Schouten yang datang pada tahun 1661 menyebut, menara masih digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata/amunisi orang Banten. Kemudian baru antara lain tulisan Stavorinus yang menulis tentang Banten tahun 1769 menyebut menara sebagai tempat memanggil orang untuk bersembahyang.
Berita itu menunjukkan pula menara telah dibangun tidak berselang lama dengan pembangunan masjid. Dari hasil penelusuran Dr KC Crucq, yang pernah dimuat dalam karangannya berjudul Aanteekeningen Over de Manara te Banten (Beberapa Catatan tentang Menara di Banten) yang dipublikasikan dalam Tidscrift Voor de Indische Taal, Land and Volkenkunde van Nederlandsch Indie, dinyatakan, menara dibangun pada masa Sultan Maulana Hasanudin ketika putranya Maulana Yusuf sudah dewasa dan menikah.
Seperti dikatakan Pijper (1947:280), menara berbentuk segi delapan itu mengingatkan pada bentuk mercusuar, khususnya mercu Belanda. Saat ini ada bukti peninggalan mercusuar buatan Belanda di Anyer sebelah barat Serang dari abad ke-19, yakni bangunan mercusuar yang dalam beberapa hal memiliki kemiripan dengan Menara Masjid Agung Banten. Bentuk tersebut lazim ditemukan di Negeri Belanda, seperti segi delapan, pintu lengkung bagian atas, konstruksi tangga melingkar seperti spiral, dan kepalanya memiliki dua tingkat. Dari sini, banyak pendapat yang menyimpulkan bahwa pembangunan menara segi delapan dan beberapa tiang penyanggah atap masjid yang juga bersegi delapan dipengaruhi arsitektur Belanda.
Tapi demikian, Hatta Kurdie berpendapat lain. “Masjid ini dibangun jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia. Belanda masuk Banten itu kan tanggal 22 Juni 1596. Sementara masjid ini dibangun tahun 1552. Ada juga pendapat lain, bahwa ini pengaruh dari Budha yang memiliki delapan dewa penguasa delapan penjuru mata angin. Tapi saya lebih sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa segi delapan pada menara dan ke 24 tiang penyangga atap masjid itu merupakan ide cerdas dari Raden Sepat. Delapan itu merupakan hasil pembagian dari 24 dibagi 3. Ke 24 tiang itu simbol waktu, 24 jam. Sementara 3 adalah simbol dari ibadah, ma’isyah dan istirohah. Jadi pesan yang ingin disampaikan, agar umat islam bisa memanfaatkan waktu seadil-adilnya untuk ketiga hal tersebut yang masing-masing memiliki alokasi waktu sebanyak 8 jam,” jelasnya.
Sementara itu, di sisi selatan masjid terdapat bangunan bertingkat bergaya rumah Belanda kontemporer yang disebut tiyamah (paviliun). Bangunan yang dirancang arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel di abad ke-18 itu dulunya menjadi tempat pertemuan penting. Saat ini, bangunan yang berdenah empat persegi panjang, dua tingkat dan masing-masing memiliki tiga buah ruang besar tersebut difungsikan sebagai museum benda peninggalan, khususnya alat perang. Langgam Eropa sangat jelas pada bangunan itu, khususnya pada jendela besar di tingkat atas. Jendela itu dimaksudkan memasukkan sebanyak mungkin cahaya dan udara.
***


SEBENARNYA masih banyak elemen unik lainnya yang secara singkat dapat disebutkan, seperti adanya umpak dari batu andesit berbentuk labu berukuran besar dan beragam pada setiap dasar tiang masjid. Yang berukuran paling besar dengan garis labu yang paling banyak adalah umpak pada empat tiang saka guru di tengah-tengah ruang shalat. Ukuran umpak besar ini tidak akan kita temui di sepanjang Pulau Jawa, kecuali di bekas reruntuhan salah satu masjid Kasultanan Mataram di Plered, Yogyakarta.
Menurut Hatta Kurdie, labu tersebut merupakan simbol dari pertanian. Karena Banten Lama terkenal makmur, gemah rimpah loh jinawi. Bahkan pada masa kepemimpinan Maulana Yusuf , Banten terkenal dengan persawahannya yang luas hingga mencapai batas sungai Citarum. Dan keberadaan Danau Tasikardi merupakan bukti lain yang menguatkan pendapat ini.
Selain itu, terdapat mimbar yang besar dan antik penuh hiasan dan warna. Beberapa kalangan mengatakan, tempat khotbah ini merupakan wakaf Nyai Haji Irad Jonjang Serang pada tanggal 23 Syawal 1323 Hijriyah (1903 M) sebagaimana tertulis dalam huruf Arab gundul pada penampil lengkung bagian atas muka mimbar. Sementara Hatta Kurdie mengatakan, mimbar itu merupakan buah karya Cek Ban Cut, arsitek kebangsaan China yang berganti nama menjadi Pangeran Wiradiguna setelah masuk Islam. Pendapat ini berangkat dari gaya arsitektur yang lebih mirip dengan budaya China, semacam pagoda. Bahkan warnanya pun mirip dengan klenteng.
Berbeda dari mimbarnya yang menarik perhatian, mihrabnya (tempat imam memimpin shalat) yang berbentuk ceruk justru sangat kecil, sempit dan sederhana. Ini berbeda dari mihrab yang berkembang pada masjid di belahan dunia lain.
Adanya pendopo dan kolam untuk wudu di sebelah timur melengkapi karakteristik masjid Jawa umumnya. Tiang pendopo yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf itu juga menggunakan umpak batu labu dengan bentuk bangunan dan teknik konstruksi tradisional Jawa. Kemudian pintu depan yang dibangun dengan ukuran kecil dan pendek, dapat ditafsirkan berupa ajakan agar saat masuk masjid, kita harus bersikap tawadhu, rendah hati dan tidak boleh sombong.
Yang aneh adalah tata letak makam Sultan Maualana Hasanuddin beserta keluarganya. Secara tradisi, makam pendiri masjid pada kompleks masjid tradisional di Jawa diletakkan di sisi barat, namun di masjid ini diletakkan di sisi utara. Padahal di sebelah barat Masjid Agung Banten terdapat makam Syarif Husein, penasehat Maualana Hasanuddin. Motif tata letak ini juga terdapat di beberapa masjid bersejarah di wilayah Banten, seperti di Masjid Kasunyatan yang dibangun oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Hasanuddin. Makam Maulana Yusuf tidak bertempat di sebelah barat masjid di mana terdapat makam gurunya, Syekh Madani. Melainkan berada di tengah sawah. Mengenai makam Maulana Yusuf ini, Hatta Kurdie berasumsi bahwa peletakan makam di areal sawah tersebut karena kecintaan Maulana Yusuf yang ahli pertanian, terhadap pertanian.
Demikianlah potret Masjid Agung Banten Lama, sebuah peninggalan sejarah yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan multi budaya tapi tetap sarat nilai-nilai Islam. Tapi sayang, sejauh pengamatan wartawan SC. Magazine, pemeliharaan terhadap situs sejarah ini kurang maksimal dengan adanya kekeroposan tembok di mana-mana dan rumput liar serta sampah di halaman masjid.

Ditulis dalam Forum Ilmu


KONTEMPLASI

Pada dasarnya hidup ini hanya sawang sinawang (saling melihat dan memperhatikan). Suatu waktu kita melihat orang lain sepertinya enak dan nyaman. Pergi ke kantor pakaian rapi, kendaraannya bagus, mempunyai posisi yang strategis, istri/suami yang cakep, anak-anak yang pintar dan sebagainya.

Dilain waktu kita mendengar teman seangkatan kita sudah jadi pemimpin di suatu perusahaan, atau sudah menjadi dosen, pembantu dekan bahkan menjadi anggota dewan atau jabatan lainnya. Melihat dan mendengar hal tersebut terkadang kita merasa betapa bodohnya aku. Mengapa aku masih begini saja, mengapa jabatanku masih rendah, mengapa istriku begini, mengapa anakku begitu dan masih banyak mengapa-mengapa lain yang muncul di benak ini. Terlebih lagi ketika disekitar kita ada orang yang secara stuktural dibawah kita namun mereka sudah bisa membeli rumah baru, kendaraan baru dan sebagainya maka prasangka buruk dan sinisme yang selalu tampil di depan.
Kecemburuan, rasa iri, dengki dan buruk sangka merupakan pelengkap diri yang senantiasa menyelimuti jiwa kita. Sifat buruk tersebut akan selalu muncul manakala kita tidak mampu menata diri untuk meraih prestasi-prestasi seperti yang telah diraih oleh orang lain. Terkadang kita melihat seseorang hanya dari sebelah mata yang tampaknya enak, kita tidak mau bahkan enggan untuk menengok sisi lainnya yang mungkin tidak enak dan banyak konflik seperti yang kita rasakan. "Selamat atas keberasilannya", atau "Kami turut prihatin dan bersedih atas musibah dan cobaan yang menimpa Anda" itulah lips sing yang sering kita dengar dan kita ucapkan manakala ada teman kita yang meraih prestasi atau mendapat musibah. Namun kalau kita mau jujur, pada dasarnya hati kita akan merasa sedih ketika melihat keberhasilan orang lain dan tertawa ketika orang lain terbentur masalah seperti usahanya bangkrut, di kantor terlibat polemik dengan atasan atau teman sejawatnya, terlibat kasus hukum, keluarga mengalami konflik dan sebagainya.
Terkadang kita lupa bahwa kehidupan ini berputar layaknya sebuah jentera. Suatu masa kita berada di atas, lain waktu kita berada disisi kanan atau kiri dan di waktu lain kita berada di bawah. Ketika usaha kita berkembang pesat atau ketika kita mendapat promosi jabatan, yang sering muncul adalah rasa bangga dan kesombongan. Seakan-akan kita ingin menunjukkan kepada semua orang "Iniloh Aku", atau "Kalau bukan Saya, orang lain pasti tidak bisa seperti ini". Untuk melengkapi kesombongan tersebut tidak jarang kita merubah gaya hidup dan penampilan. Kita hidup dalam selimut kamuflase yang semu.
Manakala usaha yang kita jalankan stagnan, atau karier kita sudah mentok, melebarkan sayap pun tak berhasil inilah posisi kita sedang berada disisi kanan atau kiri jentera kehidupan. Untuk dapat bertahan dan tetap eksis tidak ada kata lain, kita harus merubah gaya hidup dan berdiri dalam kehidupan yang realitis sebelum terjerembab dan akhirnya tergilas roda kehidupan.
Wahai diriku dan saudaraku sekalian, ingatlah bahwa hidup ini ada masanya (masa bersuka ria, masa berkarya, dan masa berduka cita).


Selasa, 05 Januari 2010

45 BUTIR PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.



4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.


4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.


KAMBING JANTAN YANG INGKAR JANJI

By Risman, S.Pd.
Di jaman Rikala Biyen kehidupan dunia begitu damainya. Masyarakat hidup berdampingan saling tenggang rasa, saling hormat-menghormati antara yang satu dengan yang lainnnya. Kehidupan jauh dari igosip, apalagi termehek-mehek. Sehingga pada saat itu tidak ada permusuhan antara cicak dan buaya. Semua orang tahu akan hak dan kewajibannya masing-masing. Mereka tidak suka mencari-cari kesalahan orang dengan membuat konspirasi untuk menjatuhkan orang lain.


Walaupun waktu itu belum dikenal facebook ataupun twitter, namun pertemanan dan pergaulan pada saat itu sudah begitu luasnya. Sehingga ketika Singa Betina Yoben Putri Raja dari Kerajaan Unggada berulang tahun, berbondong-bondonglah warganya menghadiri pesta tersebut. Baik yang jantan maupun betina saling berlomba menampilkan kegantengan dan kecantikannya. Siapa tahu si jantan bisa menarik perhatian Putri Singa Betina Yoben, begitupun sebaliknya para si betina juga mencoba mencari perhatian para perjaka.
Berita pesta ulang tahun Putri Singa Betina Yoben tersebar luas sampai kepelosok negeri. Karena Raja memang sengaja mengadakan open house khusus untuk menyenangkan putrinya yang sedang merayakan sweet seventeen. Raja memerintahkan hulu balangnya untuk mengekspose berita tersebut secara besar-besaran. Undangan disebar oleh para patih, menteri sampai ndara Bei. Undangan tidak hanya melalui smooth to smooth, tetapi juga melalui selebaran yang di tulis pada daun dadap. Ada juga warga yang berinisiatif untuk menyiarkan pesta tuan putri melalui telepon dari batok kelapa yang di sambung dengan benang dari pelepah pisang kering.
Karena begitu gencarnya berita pesta tersebut, akhirnya terdengar pula oleh seekor kambing jantan yang tinggal di desa Karepe Dewe yang kurang lebih 100.000 cm dari ibu kota Unggada. Berita gembira itu akhirnya disampaikan kepada teman dekatnya yaitu Ayam Jantan. Setelah mereka berdialog face to face akhirnya mereka sepakat untuk menghadiri pesta tersebut. (Catatan : Waktu itu kambing jantan tidak punya sungu atau tanduk, yang punya tanduk adalah ayam jantan).
Mari kita tengok persiapan di rumah kambing jantan …(ciluuuk…. bAAh).
Kambing Jantanpun tengah bersiap-siap untuk bisa berpartisipasi dalam pesta tersebut. Dia mempersiapkan segala sesuatunya sedetil mungkin, mulai dari sepatu Paka Olonya disemir dengan tumbukan arang dan minyak jlantah, Baju dan celana Richi Yo Men nya disetrika sampai mlipit. Rambutnya di poni seperti poninya sela istri Karyo. Tak lupa arloji ABAB di lap sampai mengkilap.
Sekarang kita tengok persiapan di kediaman Ayam Jago.
Tak ketinggalan Ayam Jago pun sedang busy (sibuk) mempersiapkan diri agar bisa tampil perlente di pesta putri Singa Betina Yoben. Sungunya (tanduk) diasah sampai runcing agar kelihatan maco, Gombelnya dilap agar kelihatan merah merona dan mengeluarkan aura kejantanan. Kaca mata yang beli di Pipy Kaloem pun di persiapkan.
Hari Pesta pun tiba …..(Jreng …jreng)
Kambing Jantan yang telah perlente abiezzzz siap berangkat. Sebelumnya dia menyambangi kediaman Ayam Jantan untuk mengajak berangkat bersama agar diperjalan ada yang diajak ngobrol dan tidak planga-plongo.
Sesampainya di rumah Ayam Jantan, sebagai orang timur yang kental akan sopan santun dan unggah ungguh yang mulia, maka Kambing Jantan mengetuk pintu “tok … tok… tok “dan mengucapkan salam, “Kulo Nuwun”, “Kulo Nuwun”… (Namun tak ada balasan dari Ayam Jantan). Kemudian Kambing Jantan mengulangi kembali mengetuk pintu “tok … tok… tok “dan mengucapkan salam, “Kulo Nuwun”, “Kulo Nuwun”… (Namun kali ini pun tak ada balasan dari Ayam Jantan).
Kambing Jantan pun berpikir dan mengungkapkan pertanyaan dalam hatinya, :
“Apakah Ayam Jantan sudah berangkat ?,
Kalau sudah berangkat kenapa dia tidak menunggu saya datang … ?
Perjanjian kemarin kita kan akan berangkat bersama.”
Sempat terlintas pula dalam benak Kambing Jantan, “Apakah Ayam jantan takut bersaing dengan saya, sehingga ia tega meninggalkan aku ?”
Akhirnya dengan penuh keraguan Kambing Jantan mengulangi sekali lagi mengetuk pintunya (kali ini lebih keras) “took …toookk….toookkkk” dan mengucapkan salam, “Kuulon Nuwuuun”, “Kulo Nuwuuuu” (belum habis dia mengucapkan salam) dari dalam rumah terdengar glotek ….gedebuuggh (seperti benda jatuh dari atas). Kambing Jantanpun kaget. Astaghfirullah….Astaghfirullah …(sambil mengusap dada).
Namun setelah ditunggu beberapa saat,…. Ternyata tak ada juga yang muncul dari dalam rumah. Akhirnya dengan sedikit memberanikan diri (walaupun kurang sopan), Kambing Jantanpun membuka pintu, “Klek (suara hendel pintu berbunyi) dan kreek…kreek (derit suara pintu), pintunyapun terbuka …… Dengan mata terbelalak (seakan-akan keluar dari kelopaknya) dia kaget melihat pemandangan yang ada di dalam (Dia melihat Ayam Jantan tergolek lemah dilantai).
Kemudian dia berlari berusaha mendekati Ayam Jantan ….(wuuzz…)
Kambing Jantan : “Hai sobatku ..kenapa Kau ?” (sambil panic)
“Apakah kamu sakit ?”
“Kalau sakit kenapa tidak kasih kabar, kan ada tali pone, atau esemes..san, atau kirim mail (sambil nyrocos kaya mrecon rawit disulut)

Ayam Jantan : (sambil terbata-bata) “Be..gi..ni… Du…us, (panggilan akrab Ayam Jantan kepada Kambing Jantan) ke..ti..ka.. sa..ya se..dang mem..per..siap..kan ..di..ri.. ke ..pes..ta , tiii..ba –tiba (ngomongnya mulai lancar setelah Kambing Jantan memberinya minum) badanku demam, tubuhku panas dingin, bahkan panasnya sampai 400 C. dan di serta bersin-bersin. Hacieemm..haciemm!!

Kambing Jantan : “Sudah berobat belum ?”
“Apa mau di antar ke Docter ?,”
Ayam Jantan : “Trim’s…”
Kambing Jantan : “Cepetan ke docter siapa tahu kamu kena virus H1N1, entar berbahaya loh”
Ayam Jantan : “Dus, jangan nakut-nakuti dong, paling-paling saya cuma kena flu biasa nanti juga sembuh.”
Kambing Jantan : “By the way, kita jadi nggak pergi ke pesta Putri Singa Betina Yoben ?”
Ayam Jantan : “Kayaknya saya nggak jadi berangkat, kamu kan lihat gimana keaadan saya saat ini”
Kambing Jantan : “Kalo gitu saya berangkat nich, tapi jangan nyesel dan sakit hati kalo nanti Putri Singa Betina Yoben memilih saya menjadi pasangan hidupnya yach!” (Dengan PeDe-nya)
Ayam Jantan : “Ya udalah, saya ikhlas lahir bathin kalau memang Allah menghendaki demikian”.
Kambing Jantan : “Yo wis, aku berangkat. Hati-hati di rumah, jangan lupa cepet beli obat flu biar nggak nular !”

Kemudian Kambing Jantan berjalan meninggalkan Ayam Jantan, namun sesampainya di pintu, dia menghentikan jalannya. Dalam hatinya dia berkata “Oh..iya, saya akan kelihatan lebih ganteng, perlente, maco dan berkelas, jika saya memakai sungu (tanduk) milik Ayam Jantan”. “Boleh nggak yach aku pinjam sungunya untuk menarik perhatian tuan Putri ?”
Akhirnya Kambing Jantan memutuskan untuk balik kanan dan meminjam sungu milik Ayam Jantan.
Ayam Jantan : “Kenapa balik lagi ?”
“Apakah kamu nggak tega meninggalkan diriku sendiri ?”
“Ataukah kamu takut bersaing dengan yang lainnya.”
(Kemudian dengan malu-malu kuncing, dia mengungkapkan maksudnya)
Kambing Jantan : “Begini Yam, kamu kan temenku yang paling baik. Tentunya kamu tak ingin melihat temanmu yang ganteng ini kalah bersaing dengan lainnya….”

(sebelum selesai ngomong, kemudian di potong oleh Ayam Jantan)

Ayam Jantan : “Maksud loch apa …?”
Kambing Jantan : “Beeg…gini… kalau kamu tidak melarang dan kamu membolehkan …saya ing…ngin mem…”
Ayam Jantan : “Memm …apa yang jelas dong ?
Kambing Jantan : “Memmin….minjam sung…sungumu ..” (sambil grogi)
Ayam Jantan : “Apa…? Minjem sunguku …? Tak u..uu ..lach yaou,”
“Sungu ini adalah warisan dari mbah buyutku, aku sudah berjanji pada Beliau untuk merawat benda ini sampai kapanpun. Bahkan aku rela mengorbankan jiwa dan ragaku demi sungu ini.”
“Jadi mohon maaf Dus, kali ini aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu itu. Bukannya aku pelit lho”
Kambing Jantan : “Udalah Yam… kali ini aja, saya janji akan segera mengembalikan sungu itu usai pesta nanti. Suer dech !!!” (sambil mengacungnya kedua jarinya)
“Boleh yach…., yach….kali ini aja”
“Kamu ganteng dech Yam”
(sambil merintih dan memelas)
Ayam Jantan : “Sekali nggak, ya tetep nggak” (kaya pekik kemerdekaan “Sekali merdeka tetap Meredeka”)

Singkat cerita, Kambing Jantan terus memohon dan memelas agar Ayam Jantan tergugah hatinya dan sudi meminjamkan sungu yang keramat dan penuh kharisma kepadanya. Karena terus menerus menghiba dan memohon, akhirnya Ayam Jantanpun kasihan dan luluh melihat perjuangan Kambing Jantan yang tidak mengenal putus asa.
Dalam benak Ayam Jantan tersirat : “Kambing Jantan adalah temanku yang baik, selama ini dia tidak pernah berbohong, dia tidak pernah menipu, apalagi ditahan oleh pihak yang berwajib dengan tuduhan melakukan pemerasan dan penyalahgunaan wewenang. Dia telah banyak menolong teman yang terkena musibah gempa, tsunami, bahkan dia menjadi orang yang terdepan memperjuangkan hak-hak warga yang rumahnya terkena dampak dari mall pengeboran gas alam, sehingga desa tersebut tertimbun lumpur Lapado.”

Ayam Jantan : “Ok, Dus. Aku pinjamkan sunguku ini, tapi kamu harus janji menjaganya dengan baik dan segera mengembalikan jika pesta tersebut telah usai”.
Kambing Jantan : “Apa…???? Kamu ijinkan aku meminjam sungumu itu ..???” (seakan tak percaya)
“Yam, kamu memang temanku yang paling baik, paling ganteng, paling pinter, …. pokoknya super paling”
Ayam Jantan : “Bisa aja kamu … (kalau ada maunya gitu !)”
“Sudah, sana kamu berangkat, nanti keburu kemalaman dan pintu istana di tutup kamu nggak bisa ikut party”.
Ayam Jantan : “Thank’s. Yam. Until meeting other day “.(dengan keterbatasan bahasa Inggrisnya, dia berlagak)

Setelah mendapat pinjeman Sungu, dengan berbunga-bunga hatinya, Kambing Jantan menstater kendaraannya meninggalkan kediaman Ayam Jantan menuju tempat Pesta Putri Singa Betina Yoben yang diselenggarakan di Taman Mall Duit Kuning (Mall Artha Gading). Sepanjang perjalanan Kambing Jantan membayangkan kecantikan Putri Singa Betina Yoben. Dia menghayal seandainya dia yang terpilih untuk mendampingi hidupnya, maka so pasti hidupnya akan berubah. Setiap hari berpakaian bagus dan mahal, makan-makan yang enak dan bergizi, pergi kemana-mana menggunakan kendaraan mewah dan tentunya anti peluru sehingga tidak khawatir ditembak ditengah jalan (seperti nasibnya Nasi Rudin), dikawal dan dihormati orang, dan yang jelas semua itu adalah khayalannya sejak baru dilahirkan di dunia ini.

Tempat Pesta Taman Mall Duit Kuning.
Sesampainya ditempat pesta, Kambing Jantan mencari tempat parkir kendaraannya dan menitipkan pada tukang parkir yang sudah sibuk sejak sore hari karena banyaknya tamu yang datang. Setelah turun dari kendaraan, Kambing Jantan merapihkan kembali pakaiannya, membetulkan poninya, mengelap sepatunya, membetulkan arlojinya dan tak lupa melihat kembali posisi kedua Sungunya yang terpasang di kepalanya.
“Altogether have been good (semuanya sudah baik), “ batin Kambing Jantan.
Dengan percaya diri yang tinggi, Kambing Jantan berjalan memasuki tempat pesta yang begitu meriahnya. Kambing Jantan disambut oleh pager ayu (penyambut tamu) nan rupawan. Sebelum masuk keruangan, dia menuliskan nama dan alamat serta memberikan kado istimewa untuk tuan putri. Setelah menorehkan tapak asma (tanda tangan) di buku tamu, Kambing Jantan memasuki ruang pesta dengan dada membusung, wajah tegak kedepan dengan berhiaskan sepasang sungu milik Ayam Jantan terlihat tampak gagah walaupun sedikit GALIH (= gagah-gagah nyilih atau ganteng-ganteng tapi minjem) dan maskulin. Kemudia dia dipersilahkan masuk dengan didampingi salah satu pager ayu menuju rungan pesta yang begitu luas, indah, asri, disana-sini dihiasi bunga yang bermandikan warna-warni cahaya lampu. Pager Ayu mempersilahkan Kambing Jantan, menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu Putri Singa Betina Yoben keluar.
Di dalam ruang pesta ternyata sudah banyak tamu yang hadir. Sambil menikmati minuman ringan, Kambing Jantan mendekati salah satu tamu undangan yang hadir dan mengajak ngobrol sambil menunggu acara utama dances with Putri Singa Betina Yoben. Kurang lebih pukul 20.30 WNU (Waktu Negeri Unggada) acara utama pun tiba.
Prajurit : “Kepada hadirin semua dipersilahkan berdiri, Raja Unggada segera memasuki ruangan”.
Diiringi oleh langgam yen ing tawang ana lintang, Raja Unggada, Putri Singa Betina Yoben, dan staf kerajaan memasuki ruang pesta. Putri Singa Betina Yoben mengenakan setelan baju berwarna kuning keemasan yang dihiasi renda dan manik-manik, mengenakan tiara dikepalanya, berkalungkan emas dengan liontin berbentuk Love sangat serasi dengan kulitnya yang putih, halus dan wajah yang cantik. Paras cantik Putri Singa Betina Yoben seakan-akan memancar keseluruh sel ruangan dan melesat seperti anak panah yang menghujam kesetiap tamu yang menghadiri pesta tersebut. Semua yang hadir berharap mendapat kesempatan dances together Putri Singa Betina Yoben.
“Para hadirin dan tamu undangan yang terhormat, hari ini hari yang bersejarah, hari yang berbahagia, dan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua remaja putri seperti anakku Putri Singa Betina Yoben”, suara Raja Unggada memecah keheningan. “Usia 17 th merupakan masa yang paling indah, masa yang penuh keceriaan, dan kebahagiaan. Untuk itu saya berharap kepada para hadirin sekalian untuk dapat menjaga keamanan, kelancaran dan ketertiban dalam mengikuti pesta anniversary sweet seventeen putri kami,” lanjut Raja Unggada.
Setelah Raja Unggada selesai menyampaikan pidato, acara menari bersama tuan Putri pun dimulai. Live music pun dibuka dengan tampilnya group musik Es Kopi 13 yang membawakan lagu “Babehno Ketaman Asmara “(Biarkan Jatuh Cinta). Semua orang menari dan berusaha mencuri perhatin Putri Singa Betina Yoben. Kemudian lagu kedua yang berjudul “Amarga ku Seneng Kowe” yang dibawakan oleh Bocah Cilik Lugu (BCL) dinyanyikan dengan syahdunya sehingga Putri SBY pun turun dan ikut menyanyikan lagu :
Jika ada yang bilang ku lupa kau
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku tak setia
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau
Jika ada yang bilang ku tak baik
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku berubah
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau
Kau
Ketika sampai Reff , tiba-tiba Tuan Putri menarik tangan Kambing Jantan dan mengajak menyanyi bersama :
Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau slalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau
Jika kau tak percaya pada ku
Sakitnya aku
Jika kau lebih dengar mereka
Sedih hatiku
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau
Kau
Semua yang hadir terpukau melihat Putri Singa Betina Yoben dan Kambing Jantan yang menyanyi dengan indahnya laksana dewa Kamajaya dan dewi Ratih yang sedang memadu kasih di kayangan.
Suara tepuk tangan terdengar riuh rendah mengiringi berakhirnya lagu yang dibawakan oleh Putri Singa Betina Yoben dan Kambing Jantan. Usai menyanyikan lagu, Putri Singa Betina Yoben mengadakan konferensi pers yang kebetulan saat itu banyak dihadiri dan diliput oleh media massa maupun media elektronik.
Dalam konferensi pers tersebut, Putri Singa Betina Yoben mengungkapkan isi hatinya :
“Para hadirin dan pemirsa tele pici diseluruh negeri Unggada, mulai saat ini atau tepatnya detik ini, saya menyatakan siapa calon pendamping hidup saya kelak”
“Apa yang saya nyanyikan dalam lagu tersebut merupakan ungkapan hatiku yang paling dalam dan tulus tanpa adanya tekanan dari siapapun dan cintaku hanya kupersembahkan kepada kakanda yang gagah perkasa nan rupawan yaitu Kambing Jantan”
Disela-sela pesta yang meriah ini, kepada para pembaca yang budiman marilah kita tengok sekejap apa yang terjadi di Kediaman Ayam Jantan di desa Karepe Dewe.
“Hacieem…haciem…(bersin)“, suara Ayam Jantan terdengar fals. Duh Gusti… kang maha dumadi. Apa sich penyebab penyakitku ini ? Tadi saya sudah minum obat 2 tablet Bodrek Sun tapi kok belum sembu-sembuh. Sambil merebahkan tubuhnya di kursi malas, Ayam Jantan memutar Tele Pici. Dicarinya acara yang bagus tapi tidak ada. “Huh…tiap hari tele pici isinya hanya saling menyalahkan, saling menghujat, saling mencari pembenaran diri. Mana yang Benar ?, Siapa yang salah ? Ora Jelas !. Tapi saya yakin suatu saat kebenaran pasti akan muncul karena Kebenaran tidak Memihak”, gumam Ayam Jantan.
Udalah nonton hiburan aja biar nggak suntuk. Nah ini ada acara “I Go Ship” dari tele pici Terans Pitu yang kebetulan lagi live menyiarkan konferensi pers yang dilakukan oleh Putri Singa Betina Yoben dari Taman Mall Duit Kuning.
Ayam Jantan sangat-sangat kaget ketika melihat Kambing Jantan duduk bersanding dengan Putri Singa Betina Yoben yang sedang diwawancarai oleh para paparazi. Mata Ayam Jantan berulang kali digosok-gosok karena tidak percaya apa yang dilihatnya. Kupingnya juga dikorek-korek setelah mendengar berita :
“Para hadirin dan pemirsa tele pici diseluruh negeri Unggada, mulai saat ini atau tepatnya detik ini, saya menyatakan siapa calon pendamping hidup saya kelak”
“Apa yang saya nyanyikan dalam lagu tersebut merupakan ungkapan hatiku yang paling dalam dan tulus tanpa adanya tekanan dari siapapun dan cintaku hanya kupersembahkan kepada kakanda yang gagah perkasa nan rupawan yaitu Kambing Jantan”
Melihat dan mendengar berita yang seakan-akan sulit dipercaya dan diterima akal sehatnya (karena Ayam Jantan memang lagi sakit), dia merasa menyesal :
“Kenapa saya mesti sakit ?
“Kenapa saya mesti meminjamkan sungu kepada Kambing Jantan ?”
“Seharusnya saya yang duduk bersama Putri Singa Betina Yoben, bukan Wedus Gembel ..!”
“Semestinya saya yang menjadi pendamping hidup Putri Singa Betina Yoben, bukan Wedus Gembel ..
….karena yang memiliki sungu itu kan saya…!”

Keesokan harinya, Ayam Jantan mengambil Tali Poninya dan memutar nomor milik Kambing Jantan 081314213174. Dari kejauhan terdengar suara ringtone “Setengah Awakku Lunga” milik Anang. “Kurang ajar ringtone nya nyindir aku”, Ayam Jantan ngedumel dalam hati. Tak lama kemudian tali poni diangkat :
Kambing Jantan : “Sugeng Enjing, sinten njeh kok wayah esuk-esuk ngaten kok sampun tali poni ? Punapa ingkang saged kulo bantu ?”
(Selamat Pagi, siapa sih kok pagi-pagi begini sudah menelepon ? Apa yang bisa saya bantu?)
Ayam Jantan : “Bantu gundulmu peyang..!!”
“Aku Ayam Jantan, aku mau menagih janjimu.
(dengan geramnya dan emosi dia berteriak)
“Ndi Sunguu…kuuuu….kuuu!!” (mana sungu ku yang kamu pinjam) atau bahasa kerennya “ku …ku..ru …yuk…!”

(Mendengar tagihan ayam jantan yang menanyakan Sungu atau tanduk yang dipinjamnya untuk memikat Putri Singa Betina Yoben, maka kambing berpikir, “gimana yach, kalo sungu ini saya kembalikan ke Ayam Jantan pasti Putri Singa Betina Yoben tidak lagi menyukai saya, saya tidak jadi menikah dengan dia, kalau saya tidak jadi menikah dengan tuan putri maka cita-citaku menjadi OKB (orang kaya Baru) tidak akan terwujud”, akhirnya kambing jantan menjawab dengan suara agak ketakutan dan sedikit grogi …

Kambing Jantan : “Mbesuuuk ngembeee…een (minggu depan)
atau bahasa kerennya “Mbee…eee…kkkkk!”

Kemudian tali poni-nya ditutup sepihak tanpa kompromi oleh Kambing Jantan “Praaakk…!”

Ayam Jantan merasa terhina dan tertipu oleh kelakuan Kambing Jantan. Dia marah dalam hati, “Dulu perjanjiannya waktu mau pinjam, dia bilang akan mengembalikan Sungu (tanduk) setelah selesai menghadiri pesta ulang tahun Putri Singa Betina Yoben “
Pesta sudah selesai,
Putri Singa Betina Yoben sudah didapatkan,
Tapi kenapa sungu belum juga dikembalikan ?
Kurang ajar ….!
Awas yach kalau sampai minggu depan belum juga dikembalikan, akan saya laporkan kepada pihak yang berwajib dengan tuduhan “Ingkar Janji, dan Penipuan”

Minggu berikutnya …..

Pagi-pagi sekali Ayam Jantan menjelang subuh mengambil tali poni-nya dan memutar kembali nomor 081314213174. Terdengar tut…tut dan diikuti nada sambung …”Dilema Cinta”… beberapa saat kemudian …sebelum kambing jantan mengucapkan salam, ayam jantan mendahului dengan suara lantang …

Ayam Jantan : “Ndi Sunguu…kuuuu….kuuu!!” (mana sungu ku yang kamu pinjam) atau bahasa kerennya
“ku …kuu….ru …yuuuuuk…!”

(dengan kaget dan panic, sekali lagi kambing jantan menjawab)

Kambing Jantan : “Mbesuuuk ngembeee…een (minggu depan)
atau bahasa kerennya “Mbee…eee…kkkkk!”

Kejadian tersebut, berulang-ulang kali terjadi. Dari seminggu sekali, menjadi 5 hari sekali, menjadi 4 hari sekali, menjadi 3 hari sekali, menjadi 2 hari sekali, menjadi 1 hari sekali, dan menjadi setiap saat……..

Ayam Jantan menagih, “Ndi Sunguu…kuuuu….kuuu….?!”
Kambing Jantanpun menjawab “Mbesuuuk ngembeee…een”

Sejak saat itulah pertemanan mereka putus, dan Kambing Jantan di panggil sebagai binatang GALIH (Gagah-Gagah Nyilih = Ganteng-Ganteng Peminjam)

(Inilah kisah ..MENGARANG BEBAS. Jika ada nama, tempat dan kejadian yang serupa bukan maksud menyengaja namun sekedar belajar berimprovisasi. Mohon maaf lahir batih, dan ikuti kisah-kisah Sekarepe Dewe dalam cerita yang lain.
Wassalam)

PENGALAMANKU DI KELAS IV SD UNGARAN I

Teng…teng bunyi bel besi berbunyi tepat pukul 07.30 WIB pada awal bulan Juli 1984 pertanda siswa siswi SD Negeri Ungaran I kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, memasuki kelasnya masing-masing. Seperti kelas-kelas pada umumnya sebelum guru memasuki ruangan, anak-anak terlihat asyik dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang masih ngobrol, ada yang masih bermain, ada yang sibuk dengan pakaian barunya dan lain-lain.

“Assalamu’alikum Wr. Wb.”, terdengar seorang ibu Guru memasuki ruang kelas kami. “Wa’alaikum salam Wr. Wb.,” kami pun menjawab salam. Serta merta ruang kelas kami menjadi sunyi, anak-anak duduk dikursinya masing-masing.
“Selamat Pagi, anak-anak”, ibu guru memecah keheningan.
“Pagu Bu Guru,” jawab kami serentak.
“Anak-anak sekarang kalian sudah kelas IV, itu artinya kalian sudah semakin besar. Besar disini tidak hanya postur tubuh kalin yang bertambah, namun seharusnya pola pikir kalianpun harus bertambah. Kalau yang tadinya makan masih disuapin, sekarang harus bisa makan sendiri, kalau yang tadinya belum bisa mandi sendiri, sekarang kalian harus bisa mandi sendiri, kalau yang tadinya belajar masih harus diperintah bapak/ibu kalian, sekarang waktunya kalian untuk bisa mempersiapkan buku-buku pelajaran sendiri sesuai dengan jadwal yang ada kemudian belajar tanpa menunggu komando dari orang tua kalian,” Bu Guru membuka pertemuan dikelas kami.
“Sanggup anak-anak?”, tanya bu Guru
“Sanggup Bu Guru!”, jawab kami.
“Bisa dijalankan mulai besok pagi ? tanya Bu Guru lagi.
“Bisa Bu Guru,” jawab kami serentak
Ok kalian semua sudah berjanji untuk berubah, ibu tunggu hasilnya mulai besok pagi. Anak-anak, dikelas IV ini ibu ditunjuk oleh Bapak Kepala Sekolah sebagai wali kelas kalian. Nama ibu cukup singkat “Ibu Darwati”. Jadi nanti kalau kalian ketemu ibu di jalan, kalian bisa mengucapkan salam atau memanggil nama ibu. Ibu tinggal di Jalan Stasiun No. 36, kelurahan Kuwarisan, kecamatan Kutowinangun. Kata pepatah tak kenal maka tak sayang, ibu sudah memperkenalkan diri, sekarang ibu juga ingin mengenal kalian satu persatu.
Buku Absen kelas IV SD Negeri Ungaran I
Tahun Pelajaran 1983/1984

No Nama Siswa Tanggal Ket

1 Cublek
2 Eni
3 Edi Budi Santoso
4 Istiqomah A
5 Istiqomah B
6 Khaeriyah
7 Kustini
8 Kustiyah
9 Maryoto
10 Masngudi
11 Mauludin
12 Nardi
13 Nur Khamim
14 Pujiono
15 Ririn Nurdianingsih
16 Risman
17 Rita
18 Siti Maemunah
19 Subur
20 Sugeng
21 Sugiman
22 Sulistyani
23 Suparno
24 Sutrisno
25 Tarmuji
26 Wahyudi
27 Waris
Selesai mengabsen, Bu Darwati bertanya, “Siapa yang menjadi juara I pada Catur Wulan ke tiga kelas III kemarin?” “Risman….Bu Guruuu…” jawab anak-anak dengan nada yang panjang. “Mana yang bernama Risman, coba angkat tangan”, kata bu guru lagi. Kemudian saya mengangkat tangan sambil berkata, “Saya Bu Guru”.
Mengawali kegiatan belajar pada catur wulan pertama di kelas IV kami di pandu oleh bu Darwati memilih pengurus kelas. Sutrisno terpilih menjadi ketua kelas, Sulistyani menjadi sekretaris, Istiqomah A menjadi bendahara dan Subur menjadi sie. kebersihan. Proses pemilihan pengurus kelas selesai, kemudian bu Darwati memanggil Sulistyani untuk mencatat jadwal pelajaran di papan tulis yang kemudian diikuti oleh kami semua menyalin ke buku tulis masing-masing. (Jadwal Pelajarannya sudah lupa). Pada waktu itu SD kami mencoba menerapkan sistem guru mata pelajaran tidak seperti waktu sebelumnya yang menerapkan sistem guru kelas. Guru-guru yang mengajar di kelas kami antara lain :
No. Mata Pelajaran Nama Guru
1 Pendidikan Agama Islam Bp. Suradi
2 Pendidikan Moral Pancasila Bp. Sohibur Rachmat
3 Bahasa Indonesia Ibu Puji Astuti
4 Matematika Bp. Sayuti
5 Ilmu Pengetahuan Alam Bp. Tanto Historo
6 Ilmu Pengetahuan Sosial Ibu Darwati
7 Seni Lukis Bp. Sayuti
8 Seni Suara Ibu Puji Astuti
9 Olah Raga Bp. Tanto Historo
10 Bahasa Jawa Bp. Sohibur Rachmat
Bu Darwati : “Sudah selesai mencatat jadwalnya, anak-anak?”
Anak-anak : “Sudah bu guruu…uuu,”
Suparno : “Dikit lagi bu guru !”
(celetuk Suparno)
Bu Darwati : “Sambil menunggu temanmu selesai menulis jadwal, mari kita dengarkan pengalaman kalian selama liburan kemarin.”
“Cublek silakan maju, ceritakan pengalamanmu”.
Cublek : “Jaaa…ngan saaa…ya bu”.
(sambil ketakutan)
Bu Darwati : “Edi Budi Santoso !”