BEBERAPA MODEL DALAM PEMBELAJARAN KOPERATIF
A. EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Dosen/guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Dosen/guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, dosen/guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
B. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Dosen/guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Dosen/guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian memasang/mendosen/gurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Dosen/guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut dosen/guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
C. NUMBERED HEADS TOGETHER (KEPALA BERNOMOR)
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Dosen/guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Dosen/guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian dosen/guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
D. COOPERATIVE SCRIPT
Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi peserta didik untuk berpasangan
2. Dosen/guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Dosen/guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
c. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
d. Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan Dosen/guru
5. Penutup
E. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai
3. Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
4. Jika perlu, dosen/guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
5. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
6. Kesimpulan
F. STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Dosen/guru menyajikan perkuliahan
3. Dosen/guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Dosen/guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
G. JIG SAW
Langkah-langkah :
1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Dosen/guru memberi evaluasi
8. Penutup
H. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Dosen/guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari dosen/guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Dosen/guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik
7. Kesimpulan/penutup
I. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan dosen/guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan dosen/guru
6. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau dosen/guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan dosen/guru
J. MAKE – A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
3. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
K. THINK PAIR AND SHARE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan dosen/guru
3. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Dosen/guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para peserta didik
6. Dosen/guru memberi kesimpulan
7. Penutup
L. DEBATE
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2. Dosen/guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Dosen/guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya dosen/guru menulis dosen/guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan dosen/guru terpenuhi
5. Dosen/guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, dosen/guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
M. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3. Dosen/guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Dosen/guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
N. GROUP INVESTIGATION
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Dosen/guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Dosen/guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Dosen/guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup
O. TALKING STIK
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Dosen/guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya
4. Dosen/guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu dosen/guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari dosen/guru
5. Dosen/guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup
P. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (dosen/guru biasa menunjukkan pasangannya atau peserta didik menunjukkan pasangannya
2. Dosen/guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
Q. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Dosen/guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh dosen/guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
R. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Peserta didik/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4. Dosen/guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik
5. Dosen/guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup
S. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing peserta didik
5. Dosen/guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan dosen/guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)
6. Peserta didik yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
T. DEMONSTRATION
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan TPK
2. Dosen/guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjukan salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
5. Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6. Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemontrasikan
7. Dosen/guru membuat kesimpulan
U. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Dosen/guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Dosen/guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
V. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
6. Demikian seterusnya
W. CONSEPT SENTENCES
Langkah-langkah :
1. Dosen/guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
2. Dosen/guru menyajikan materi secukupnya
3. Dosen/guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
6. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu Dosen/guru
7. Kesimpulan
X. TIME TOKEN
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama sekali
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
2. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
4. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
5. Dan seterusnya
Y. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Langkah-langkah :
1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
Z. TWO STAY TWO STRAY
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.
Langkah-langkah :
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
AA. PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi masalah
a. Kegiatan kelompok kecil
Membagi kelas dalam kelompok kecil (3-4 orang) dan mencari masalah yang dianggap penting
b. Pekerjaan rumah
Wawancara, mencari informasi dari media cetak/ elektronik
2. Memilih Masalah untuk kajian kelas
a. Membuat daftar masalah
b. Melakukan vooting
3. Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji di kelas
a. Kegiatan kelas
b. Tugas pekerjaan rumah
4. Mengembangkan Portofolio kelas
a. Spesifikasi Portofolio
Jika informasi cukup, portofolio dikembangkan menjadi dua seksi :
1). seksi penayangan
2). seksi dokumentas
b. Kelompok portofolio
RISMAN SMP 84
"BECIK KETITIK ALA KETARA"
Selasa, 20 Juli 2010
Selasa, 18 Mei 2010
MENGAPA DOA KITA SUSAH DIKABULKAN ?
Syukur adalah satu jenis perasaan yang jarang bermukim permanen di hati kita. Bahkan acapkali kita lupa dan alpa untuk mengucapkan dan mengamalkannya. Kata syukur biasanya baru terucap manakala mendapat rejeki yang besar, tapi tidak sedikit juga yang ketika mendapat rejeki banyak lupa bersyukur.
“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))
Itulah salah satu janji Allah kepada kita.
Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :
“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”
Menurut Ibrahim bin Adham, “Sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan do’a kalian”.
Kesepuluh faktor yang menyebabkan hati kalian mati, antara lain
01. Kalian mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan haknya.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. 51 : 56)
02. Kalian suka membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mengamalkannya.
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran Ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka". (QS. 41 : 26)
03. Kalian mengetahui iblis itu musuh, tetapi tetap mengikuti perintahnya.
•• • •
Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. 35 : 5-6)
04. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah, tetapi meninggalkan sunnahnya.
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33 : 21)
05. Kalian menyatakan cinta syurga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga
06. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetap saja berbuat dosa
07. Kalian meyakini bahwa kematian itu haq, tetapi tidak pernah menuiapkan bekal untuk menghadapinya
08. Kalian suka memperhatikan aib orang lain, tetapi tidka mau memperhatikan aib diri sendiri
09. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya
10. Kalian seing mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.
“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))
Itulah salah satu janji Allah kepada kita.
Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :
“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”
Menurut Ibrahim bin Adham, “Sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan do’a kalian”.
Kesepuluh faktor yang menyebabkan hati kalian mati, antara lain
01. Kalian mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan haknya.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. 51 : 56)
02. Kalian suka membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mengamalkannya.
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran Ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka". (QS. 41 : 26)
03. Kalian mengetahui iblis itu musuh, tetapi tetap mengikuti perintahnya.
•• • •
Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. 35 : 5-6)
04. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah, tetapi meninggalkan sunnahnya.
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33 : 21)
05. Kalian menyatakan cinta syurga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga
06. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetap saja berbuat dosa
07. Kalian meyakini bahwa kematian itu haq, tetapi tidak pernah menuiapkan bekal untuk menghadapinya
08. Kalian suka memperhatikan aib orang lain, tetapi tidka mau memperhatikan aib diri sendiri
09. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya
10. Kalian seing mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.
Jumat, 23 April 2010
MENGAPA DOA KITA SUSAH DIKABULKAN ?
Syukur adalah satu jenis perasaan yang jarang bermukim permanen di hati kita. Bahkan acapkali kita lupa dan alpa untuk mengucapkan dan mengamalkannya. Kata syukur biasa baru terucap manakala mendapat rejeki yang besar, tapi tidak sedikit juga yang ketika mendapat rejeki banyak lupa bersyukur.
“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))
Itulah salah satu janji Allah kepada kita.
Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :
“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”
“Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40).
Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78)”
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. 40 : 60 (Edt))
Itulah salah satu janji Allah kepada kita.
Dalam situasi tertentu, terkadang kita lupa sehingga dalam benak kita timbul pertanyaan :
“Mengapa kami sudah sering berdo’a, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan do’a kami?”
Rabu, 03 Februari 2010
KEBIASAAN SISWA DI SEKOLAH
Bapak/Ibu Guru yang terhormat, pernahkah kita memperhatikan tingkah laku siswa kita di sekolah ?
Pernakah kita memarahi siswa, karena :
Marah memang sesuatu hal yang mudah kita lakukan. Terkadang tanpa kita mau tau apa yang menjadi latar belakang persoalan kita sudah marah dan memvonis siswa bersalah.
“Mengapa kalian main raket di kelas, sedangkan kelas yang lain sedang mengaji”, kata guru X kepada siswa di kelas yang ribut ketika pengajian sedang berlangsung. “Kalian sudah bodoh, bertingkah lagi !”, lanjutnya.
“Siapa yang piket hari ini …!!!”, gertak guru Y ketika memasuki kelas yang ruangannya kotor. “Cepat dibersihkan atau bapak tidak akan mengajar selamanya di kelas ini !”
Bapak/Ibu Guru yang budiman….
Pernahkan kita bertanya dalam hati mengapa :
Siswa bisa sampai berkelahi di kelas ?
Siswa bisa bermain bola, raket, atau berlari-larian di kelas ?
Siswa membuat gaduh yang dapat mengganggu kelas lainnya ?
Siswa tidak mengerjakan PR ? atau
Mengapa ketika kita sedang mengajar, siswa asyik mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lainnya ?
Kalau kita mau usut dan teliti sebenarnya akar permasalahan tidaklah sepenuhnya datang dari siswa bahkan kalau kita mau jujur, kesalahan terbesar adalah datang dari kita. Sudahkah menjadikan diri kita (guru) contoh yang baik, minimal untuk kita sendiri ?
Kita ingin siswa kita tidak terlambat datang ke sekolah, namun apakah kita sudah mampu untuk mengajar tepat waktu ?
Kita marah ketika hampir separuh kelas hasil ulangannya buruk, namun pertanyaannya apakah kita sadar bahwa metode dan cara kita dalam menyampaikan pelajaran sudah baik dan benar ? Bukankah masih banyak kita lihat Bapak/Ibu guru yang mengajar hanya memberikan catatan atau tugas kepada siswa, kemudian pergi ke kantor dengan segala macam alasan ?
Kita marah ketika melihat kelas kotor, pertanyaannya apakah kita sudah memberi contoh cara membuang sampah yang benar ? Pernahkah kita mengambil sampah bungkus permen yang di buang siswa sembarangan ?
Kita marah ketika siswa kita berkelahi, lari-larian, main bola atau teriak-teriak di kelas, pertanyaannya mengapa siswa tersebut bisa berbuat demikian ? Kemana kita (guru) waktu itu ?
Itulah sedikit contoh peristiwa yang terjadi di sekolah. Akankan kita membiarkan hal tersebut berulang bagaikan lingkaran api yang tak ada ujungnya ? Atau kita siap membongkar lingkaran itu dan merubah paradigma kita tentang siswa. Siswa bukan lagi hanya sebagai objek yang diam, namun kita harus mampu menempatkan siswa selain sebagai objek juga segaligus sebagai subjek pendidikan. Sehingga diharapkan dengan pendidikan yang kita berikan kita bisa membantu siswa mengembangkan potensi yang mereka miliki dan merubahnya menjadi kekuatan.
Memang, untuk merubah hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu juga bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Usaha keras, pantang menyerah, kekompakan pada seluruh stake holder yang ada, peraturan yang jelas, infra struktur yang mendukung, kebijakan pimpinan yang baik, iklim kerja yang kondusif serta contoh dari kita bisa menjadi solusi yang tepat untuk hal tersebut.
Saat ini marah-marah, menghukum siswa dengan hukuman fisik sepertinya sudah bukan jamannya lagi. Figur dan tauladan yang baik, jauh lebih berperan daripada sekedar kata-kata. Di bawah ini saya sajikan indikator kebiasaan-kebiasaan siswa di sekolah yang dapat kita gunakan sebagai acuan bagaiman kita bersikap terhadap siswa-siswi kita.
Kebiasaan Siswa di Sekolah, antara lain :
A. Sebelum Guru masuk kelas :
B. Ketika Guru sedang Mengajar
C. Ketika ada Jam Pelajaran yang Kosong
D. Ketika Jam Istirahat
E. Ketika Jam Pulang Sekolah
Pernakah kita memarahi siswa, karena :
- siswa datang terlambat,
- siswa belum membersihkan kelas,
- siswa belum mengerjakan pekerjaan rumah,
- siswa tidak menggunakan seragam dan atribut yang ditentukan,
- siswa tidak membawa Al Qur’an atau Al Kitab,
- siswa mainan HP ketika sedang belajar,
- siswa membawa buku komik,
- siswa mengobrol ketika sedang belajar,
- siswa suka mencari perhatikan dan membikin ulah di kelas,
- siswa main bola/raket/lari-larian di kelas
- dan masih banyak masalah lainnya.
Marah memang sesuatu hal yang mudah kita lakukan. Terkadang tanpa kita mau tau apa yang menjadi latar belakang persoalan kita sudah marah dan memvonis siswa bersalah.
“Mengapa kalian main raket di kelas, sedangkan kelas yang lain sedang mengaji”, kata guru X kepada siswa di kelas yang ribut ketika pengajian sedang berlangsung. “Kalian sudah bodoh, bertingkah lagi !”, lanjutnya.
“Siapa yang piket hari ini …!!!”, gertak guru Y ketika memasuki kelas yang ruangannya kotor. “Cepat dibersihkan atau bapak tidak akan mengajar selamanya di kelas ini !”
Bapak/Ibu Guru yang budiman….
Pernahkan kita bertanya dalam hati mengapa :
Siswa bisa sampai berkelahi di kelas ?
Siswa bisa bermain bola, raket, atau berlari-larian di kelas ?
Siswa membuat gaduh yang dapat mengganggu kelas lainnya ?
Siswa tidak mengerjakan PR ? atau
Mengapa ketika kita sedang mengajar, siswa asyik mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lainnya ?
Kalau kita mau usut dan teliti sebenarnya akar permasalahan tidaklah sepenuhnya datang dari siswa bahkan kalau kita mau jujur, kesalahan terbesar adalah datang dari kita. Sudahkah menjadikan diri kita (guru) contoh yang baik, minimal untuk kita sendiri ?
Kita ingin siswa kita tidak terlambat datang ke sekolah, namun apakah kita sudah mampu untuk mengajar tepat waktu ?
Kita marah ketika hampir separuh kelas hasil ulangannya buruk, namun pertanyaannya apakah kita sadar bahwa metode dan cara kita dalam menyampaikan pelajaran sudah baik dan benar ? Bukankah masih banyak kita lihat Bapak/Ibu guru yang mengajar hanya memberikan catatan atau tugas kepada siswa, kemudian pergi ke kantor dengan segala macam alasan ?
Kita marah ketika melihat kelas kotor, pertanyaannya apakah kita sudah memberi contoh cara membuang sampah yang benar ? Pernahkah kita mengambil sampah bungkus permen yang di buang siswa sembarangan ?
Kita marah ketika siswa kita berkelahi, lari-larian, main bola atau teriak-teriak di kelas, pertanyaannya mengapa siswa tersebut bisa berbuat demikian ? Kemana kita (guru) waktu itu ?
Itulah sedikit contoh peristiwa yang terjadi di sekolah. Akankan kita membiarkan hal tersebut berulang bagaikan lingkaran api yang tak ada ujungnya ? Atau kita siap membongkar lingkaran itu dan merubah paradigma kita tentang siswa. Siswa bukan lagi hanya sebagai objek yang diam, namun kita harus mampu menempatkan siswa selain sebagai objek juga segaligus sebagai subjek pendidikan. Sehingga diharapkan dengan pendidikan yang kita berikan kita bisa membantu siswa mengembangkan potensi yang mereka miliki dan merubahnya menjadi kekuatan.
Memang, untuk merubah hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu juga bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Usaha keras, pantang menyerah, kekompakan pada seluruh stake holder yang ada, peraturan yang jelas, infra struktur yang mendukung, kebijakan pimpinan yang baik, iklim kerja yang kondusif serta contoh dari kita bisa menjadi solusi yang tepat untuk hal tersebut.
Saat ini marah-marah, menghukum siswa dengan hukuman fisik sepertinya sudah bukan jamannya lagi. Figur dan tauladan yang baik, jauh lebih berperan daripada sekedar kata-kata. Di bawah ini saya sajikan indikator kebiasaan-kebiasaan siswa di sekolah yang dapat kita gunakan sebagai acuan bagaiman kita bersikap terhadap siswa-siswi kita.
Kebiasaan Siswa di Sekolah, antara lain :
A. Sebelum Guru masuk kelas :
- Kelas belum dibersihkan
- Ada yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
- Ada yang belajar
- Ada yang nongkrong di depan kelas
- Ada yang ngobrol
- Ada yang sms-an atau On Line
- Ada yang sarapan pagi
B. Ketika Guru sedang Mengajar
- ada yang mendengarkan namun pasif
- ada yang mendengarkan dan aktif memberikan tanggapan
- ada yang mengerjakan pekerjaan mata pelajaran lain
- ada yang cuek
- ada yang mengobrol dengan teman sebangku
- ada yang cari perhatian
- ada yang mengantuk
- ada yang suka memperhatikan/memandang guru dari ujung rambut sampai ujung kaki
- ada yang sering ijin ke kamar kecil
C. Ketika ada Jam Pelajaran yang Kosong
- Sebagaian besar siswa bercanda dan membuat gaduh yang menggangu kelas sebelahnya
- Ada sebagian kecil yang belajar
- Ada yang sms-an dan On Line
- Ada yang lari-larian
- Ada yang bermain bola
- Ada yang mengucapkan syukur karena gurunya tidak hadir
- Ada yang BT dan ingin pulang
- Keluar masuk kelas dan pergi ke WC
D. Ketika Jam Istirahat
- Sebagian besar anak keluar dari kelas dan segera jajan
- Ada yang makan di kelas
- Ada yang makan di kantin
- Ada yang makan di lorong sekolah
- Sebagian besar siswa membuang sampah tidak pada tempatnya
- Ada yang tertukar membuang sampah pada tempat sampah kering dan basah
- Ada yang membuang sampah di laci meja
- Dan hanya sebagian kecil siswa yang membuang sampah tepat pada tempatnya
E. Ketika Jam Pulang Sekolah
- Sebagian besar siswa langsung meninggalkan sekolah,
- Sebagian kecil masih ada yang melakukan kegiatan OSIS dan Pengembangan Diri
- Ada yang masih nongkrong di pojok sekolah, kantin atau pos satpam
- Ada yang main bola
- Ada yang minta perbaikan pada guru
Selasa, 19 Januari 2010
DI ANTARA KEUTAMAAN-KEUTAMAAN SHADAQAH
Zainab istri Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam berkhutbah di hadapan kami, dan beliau berkata :
“Wahai para wanita, bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian, karena kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka Jahanam pada Hari Kiamat” (HR. At Tirmidzi, 517)
Dalam suatu riwayat disebutkan :
“Aku melihat kalian paling banyak menghuni neraka, karena kalian sering melaknat (mengutuk) dan mengingkari suatu (atas kebaikan dan kelebihannya). (Fath Al-Bari, 2/631)
Dalam hadits Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda:
“Wanita yang paling banyak aku ihat di sana adalah wanita yang jika diberi amanat untuk menjaga rahasia, dia menyebarluaskannya, jika dimintai bantuan (sesuatu) dia tidak akan memberikannya (bakhil), jika meminta dia akan memaksa dan jika diberi dia tidak akan berterima kasih.”
Lantas bagaimana cara menyelamatkan diri wahai Rasulullah ?
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam menjawab : “Bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian.”.
Inilah bahtera penyelamat wahai saudariku, janganlah pelit dan janganlah ragu-ragu, majulah dan bershadaqahlah. Ketahuilah bahwa di antara keutamaan-keutamaan shadaqah adalah
“Wahai para wanita, bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian, karena kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka Jahanam pada Hari Kiamat” (HR. At Tirmidzi, 517)
Dalam suatu riwayat disebutkan :
“Aku melihat kalian paling banyak menghuni neraka, karena kalian sering melaknat (mengutuk) dan mengingkari suatu (atas kebaikan dan kelebihannya). (Fath Al-Bari, 2/631)
Dalam hadits Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda:
“Wanita yang paling banyak aku ihat di sana adalah wanita yang jika diberi amanat untuk menjaga rahasia, dia menyebarluaskannya, jika dimintai bantuan (sesuatu) dia tidak akan memberikannya (bakhil), jika meminta dia akan memaksa dan jika diberi dia tidak akan berterima kasih.”
Lantas bagaimana cara menyelamatkan diri wahai Rasulullah ?
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam menjawab : “Bershadaqahlah walaupun dari perhiasan kalian.”.
Inilah bahtera penyelamat wahai saudariku, janganlah pelit dan janganlah ragu-ragu, majulah dan bershadaqahlah. Ketahuilah bahwa di antara keutamaan-keutamaan shadaqah adalah
- Meredakan kemarahan Tuhan
- Melenyapkan dosa
- Mencegah kematian yang jelek
- Memberikan naungan pada Hari Kiamat
- Menutup tujuh puluh pintu kejelekan
- Bala’ tidak akan menyertainya
- Mematikan panasnya kubur
- Meluruskan yang bengkok (menyimpang)
- Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya dan menambahkannya
- Memberikan manfaat bagi pelakunya seterlah ia meninggal
- Menghilangkan sifat kesombongan
- Selalu dalam naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya
- Dicintai Allah
- Menyambung tali silaturrahim
- Menghilangkan iri dan dengki
- Menumbuhkan rasa sayang dalam hati
- Mengembangkan harta
- Memutar rezeki (agar sama-sama menikmati)
- Malaikat akan mendoakannya
- Menghilangkan duka lara
- Menyembuhkan orang yang sakit
Rabu, 13 Januari 2010
LANGITPUN MAU RUNTUH
By Risman. S.Pd.
Bagian 1
Kecerdikan Kancil dalam dunia perdongengan memang sudah tak bisa kita bantah lagi. Ketika suatu saat Pak Tani memergoki, si Kancil yang sedang asyik mencuri ketimun di kebunnya, pak tani-pun geram dan berusaha untuk menangkapnya. Meskipun demikian, pak tani tidak serta merta menubruk dan menjerat si Kancil, karena ia sadar betul akan kecerdikan dan kelicinan si Kancil. Pak tani mulai memutar otaknya sambil membiarkan si Kancil menikmati sedikit ketimun di kebunnya.
“Kalau saya tangkap saat ini tentu dia akan lepas karena masih waspada dan larinya kencang, tapi kalau dibiarkan berlama-lama bisa habis ketimunku dan aku gagal mendapatkan untung dari hasil pertanian ini”, gumam pak tani. “Gimana yach…Ya Allah berilah petunjuk pada hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini. Beberapa saat kemudian akhirnya Pak tani mendapat ide, “untuk menangkap si licin maka diperlukan siasat dan taktik yang jitu” (OK lah kalooo begitu…!)
Pak tani kemudian pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
Sesampai di rumah pak tani mengambil tempurung kelapa yang masih bulat kemudian dipasang bambu, untuk membentuk tubuh dan tangan. Tak lupa pak tani memberinya pakaian hitam-hitam serta memasang caping di tempurung kelapanya. (Oh…rupanya pak tani membuat orang-orangan sawah). Agar orang-orangan sawah dapat bekerja secara optimal, kemudian Pak tani melumuri seluruh tubunya dengan getah pohon nangka. “Bagus…, perangkap sudah fix dan siap dipasang, awas siap-siap kau Cil, kalau tertangkap akan ku buat gulai”, kata Pak tani dengan bangganya.
Usai sholat ashar, Pak tani membawa orang-orangan sawah ke kebun dan menanam diantara pohon ketimunnya. Maka orang-orangan sawahpun berdiri tegap seolah-olah memandangi seluruh tanaman ketimun milik Pak tani dan siap melawan semua jenis mahluk hidup yang hendak merusak atau mencuri tanaman milik tuannya. Setelah semuanya dianggap beres, Pak tani meninggalkan kebunnya dengan sejuta harapan bahwa orang-orangan yang dibuatnya akan dapat menangkap musuhnya atau paling tidak dapat membuat takut sehingga si kancil tak berani mencuri lagi.
Suasana perkebunan timun pak tani di Malam Hari.
Merdunya irama jangkrik yang syahdu, celotehan kodok yang saling bersahutan, kerlap-kerlip kunang-kunang serta sorotan sinar bulan purnama, membuat sel-sel muka bumi terasa indahnya. Suasana yang demikian dimanfaatkan oleh seluruh mahluk hidup yang ada untuk keluar dari rumahnya dan bersuka ria dengan yang lainnya. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar anak-anak bermain sambil bernyanyi :
“Ya prakanca dolanan ing njaba
Padang mbulan, padange kaya rina
Rembulane… ne… wes awe-awe
Ngelingake aja turu sore-sore.”
(“Mari teman-teman bermain di halaman. Terangnya cahaya bulan, seakan-akan disiang hari. Bulannya sudah menanti-nanti. Mengingatkan jangan tidur di sore hari”)
Dengan loncatan-loncatan yang indah dan suasana hati yang ceria, seperti biasa kancil memulai aksinya menuju kebun timun milik pak tani. Sesampainya ditempat, “Oh…my God….!! Siapa itu yang ada di sana..!!”, pikir kancil sambil terkejut. Setelah diamati beberapa saat. “Itu Pak tani apa hantu ketimun ya ?,” dalam hati Kancil. “Kalau itu Pak tani, kenapa hanya diam saja seperti patung ? tapi kalau hantu ketimun, kenapa mirip Pak tani ? Jadi yang benar, dia itu hantu atau pak tani, jadi bingung aku,” kata kancil sedikit takut dan penasaran. Untuk mengobati rasa penasarannya, akhirnya sambil mengendap-endap (seperti Tim Densus 88 yang mau menangkap Ibrahim) Kancil mendekati orang-orangan sawah. Setelah jaraknya agak dekat (± 5 m) sambil tetap berlindung di antara pepohonan, kemudian kancil mencoba memancing reaksi dengan melempar batu kepada mahluk yang dicurigai sebagai pak tani atau hantu ketimun. “Krodaaakkk…krasakz…buuugz,” suara batu yang tepat mengenai tubuh orang-orangan sawah. Kancil jadi penasaran. “Kenapa tidak ada reaksi ? Padahal batu tadi kan mengenai tubuh itu dengan kerasnya” Kancil bertanya pada dirinya sendiri.
Dengan kejeniusan yang dimilikinya, setelah melalui sedikit uji hipotesa Kancil mengambil sikap dan memutuskan bahwa, “itu bukan Pak Tani, itu juga bukan hantu ketimun tapi itu adalah benda yang dibuat oleh Pak Tani yang mirip dengannya dan berfungsi untuk menakut-nakuti orang atau binatang yang hendak mencuri ketimun (titik..nggak pake koma!!)”. Dengan sombongnya Kancil berkata, “Kancil gitu looch…!!!”.
Setelah memastikan bahwa itu bukan pak tani atau hantu ketimun, maka Kancil mulai memberanikan diri mendekati benda itu dan berkata,”Kancil mau di bohongi, enggak mempan laa yaauuuu!!” (sambil memukulkan satu kaki depannya yang kiri kepada tubuh orang-orangan sawah)
“Aduuh Biyuuung…!! (aduh emak)……!!,” teriak kancil ketika kakinya tidak dapat dilepas dari tubuh orang-orangan sawah yang telah dilumuri getah oleh Pak Tani.
“Lepasin enggak ..!!!!” bentak Kancil sambil marah. Karena tidak ada respon, maka kancil memukul kembali orang-orangan sawah dengan satu kaki depannya yang sebelah kanan.
“Buuggzz…..” suara pukulan kaki kancil yang mengenai tubuh orang-orangan sawah. Sekali lagi kancil berteriak,” Aduuh Biyuuung….ampun….ampun!!” karena kaki kanannya pun menempel pada tubuh orang-orangan sawah.
Tanpa sadar sambil terus berteriak-teriak dan meronta-ronta ternyata kedua kaki belakangnya pun menempel juga pada tubuh orang-orangan sawah tersebut. Sambil mengangis, kancil memohon ampun, “eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya janji ….(suer dech) saya tidak akan mencuri lagi’
“eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya mohon, saya jangan dipotong yach…”
“e eeeh…eehng…Tuan Hantu Pak Tani, ganteng dech..” (sambil merayu agar ia dibebaskan)
Kita tinggalkan sejenak nasib buruk yang menimpa Kancil
Lets go….
Kukuuruuyuuuuk….ku..ku..ruuyuuuk….., (suara ayam jantan Pak Tani membangunkan tuannya agar segera bangun dan mengerjakan sholat subuh).
Mendengar si Jliteng (panggilan akrab Pak Tani kepada ayam jagonya) berteriak-teriak, akhirnya pak tani terbangun dari lelapnya tidur.
Pak Tani : “Bune…bune….bangun hari sudah pagi”
Mbok Tani : “Engggg… iya.”
“Pa’e, sudah sholat subuh belum? Kok pagi-pagi gini sudah mau pergi, emangnya mau kemana ?”
Pak Tani : “Sudah, saya mau ke kebun nengok apakah perangkap yang bapak pasang kemarin bisa menangkap kancil atau tidak”.
Mbok Tani : “Ya udah, hati-hati Pa’e”
Pak Tani : “Oh yah Bune, siap-siap bikin gule kancil yah !”
“Assalamu’alaikum…” (pak tani keluar rumah)
Sambil berdendang kecil, pak tani berjalan menuju kebun timunnya.
“Gesangipun tani uu..tuuun,
Wungu nendra, esok umun-umun
Tan sarapannn, nulya….
(Hidupnya seorang petani sejati, bangun tidur dipagi hari, tanpa makan pagi, kemudian ….)
Sebelum nyanyiannya selesai, ternyata pak tani sudah sampai di kebunnya. Dan betapa bahagianya ketika disana dilihat seekor kancil yang menempel di tubuh orang-orangan sawah yang dibuat sebagai perangkap
“Alhamdulillah…puji syukur kupanjatkan kehadirat-MU ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan padaku dipagi hari ini,” doa pak tani.
Kemudian pak tani mengeluarkan seutas tali yang memang sudah disiapkan dari rumahnya untuk mengikat kancil tersebut.
“Hemmm…gemuk sekali kancil ini, pasti dagingnya empuk,” kata pak tani dengan girangnya. Sambil terus membayangkan hari ini akan makan besar, pak tani bergegas pulang dengan memanggul kancil dipundaknya.
Pak Tani : “Bune…bune… , ini loh lihat apa yang saya bawa!”
(teriak pak Tani kegirangan. Kemudian pak tani meletakan kancil yang masih terikat ke dalam kurungan ayam di belakang rumah)
Mbok Tani : “Pa’e kancilnya gemuk sekali, pasti enak sekali kalau di masak gulai”.
“Pa’e sebelum kita potong kancil itu sembari saya menyiapkan bumbunya, sebaiknya bapak cari kayu bakar dulu karena persediaan kayu kita telah habis”.
Pak Tani : “Baiklahlah bune, saya berangkat cari kayu tapi jaga jangan sampai kancil itu melarikan diri.”
Mbok Tani : “Siip lah….”
Sambil menunggu persiapan masak yang dilakukan oleh pak tani dan mbok tani mari kita tengok nasib malang si kancil
Kancil : “Eegh ….eee eegh…tamatlah riwayatku”
(si kancil terus menangis sambil meratapi nasibnya yang malang)
“Kenapa saya jadi bodoh begini….”
“Kenapa nasibku berakhir dengan tragis ??”
Ketika Kancil sedang meratapi atas kebodohannya tiba-tiba terdengar….
Si Jliteng : “Kwik…kwik …. Ku ku ruyuuuuk….!”
“Kayaknya ada yang lagi ketawa dalam rumahku”
Kancil : “Menghina yah, aku bukan lagi ketawa tapi aku sedang menangis tauuu !”
Si Jliteng : “Emangnya kamu siapa, kok ada di dalam kurunganku dalam keadaan terikat”.
Kancil : “Oh ya sampai lupa mengenalkan diri”
“Namaku Kancil…”
“Aku dipaksa oleh pak tani agar mau menikah dengan putrinya”
(Kancil dengan kecerdikannya mencari simpati pada ayam jago piaraan pak tani)
Si Jliteng : “Ah yang bener… kamu lagi nggak bohong kan..??”
“Aku saja yang sudah bertahun-tahun mengabdi di rumah pak tani nggak pernah ditawari menikah dengan putrinya padahal aku tiap pagi selalu membangunkan beliau untuk sholat subuh”
Kancil : “Ya enggak lah, masa saya bohong sih?”
Si Jliteng : “Kalau nggak bohong, kenapa kamu diikat dan dimasukan ke dalam kurunganku ?”
Kancil : “Itu karena saya menolak permintaannya, biar saya tidak kabur maka saya diikat dan dimasukan kedalam kurunganmu”
“Lihat saja ke dalam, pasti pak tani tidak ada di rumah karena sekarang dia sedang memanggil pak penghulu untuk menikahkan saya dengan putrinya”
(Kancil menyakinkan pada si Jliteng)
“Biar putri pak tani cantik namun saya tidak mencintainya, maukah kamu membantuku menggantikan posisiku untuk menikahi putri pak tani ?”
(mendengar tawaran tersebut, si Jliteng seakan-akan tak percaya)
Si Jliteng : “Yang benar…., enggak salah dengar kan ?”
Kancil : “Nggak, kamu tidak salah dengar, kamu juga tidak lagi bermimpi”
“Ini kenyataan jadi nggak usah pakai bengong gitu, jelek tau…!”
“Kamu sebenarnya ganteng kok, jadi pantas kalau kamu yang mendapatkan putri pak tani”
“Jadi kamu mau nggak menggantikan saya ?”
(tanpa pikir panjang si Jliteng langsung menjawab)
Si Jliteng : “Aku bersedia, aku mau !”
Kancil : “Ok, kalau kamu setuju berarti kita deal”
“Karena kita sudah setuju maka tolong keluarkan aku dari kurungan dan buka ikatan ini”
Akhirnya Si Jliteng mengeluarkan Kancil dari kurungan dan membuka ikatan yang melilit keempat kakinya. Kemudian sesuai dengan perjanjian maka kancil mengikat kaki Si Jliteng dan memasukan ke dalam kurungan.
“Wahai Jliteng sahabatku, selamat menempuh hidup baru dan bersenang-senang dengan Putri Pak Tani,” kata kancil memberi ucapan kepada ayam jago milik pak tani.
“Kwak….kakk.. kwak….kakk …prikitew …akhirnya aku selamat”
“Merdeka….merdeka…aku tidak jadi mati”
“Kancil gitu loch…..”
Kancilpun buru-buru lari meninggalkan rumah pak tani.
Bagaimana dengan nasib Si Jliteng ?
Tunggu Episode berikunya……..
Bagian 1
Kecerdikan Kancil dalam dunia perdongengan memang sudah tak bisa kita bantah lagi. Ketika suatu saat Pak Tani memergoki, si Kancil yang sedang asyik mencuri ketimun di kebunnya, pak tani-pun geram dan berusaha untuk menangkapnya. Meskipun demikian, pak tani tidak serta merta menubruk dan menjerat si Kancil, karena ia sadar betul akan kecerdikan dan kelicinan si Kancil. Pak tani mulai memutar otaknya sambil membiarkan si Kancil menikmati sedikit ketimun di kebunnya.
“Kalau saya tangkap saat ini tentu dia akan lepas karena masih waspada dan larinya kencang, tapi kalau dibiarkan berlama-lama bisa habis ketimunku dan aku gagal mendapatkan untung dari hasil pertanian ini”, gumam pak tani. “Gimana yach…Ya Allah berilah petunjuk pada hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini. Beberapa saat kemudian akhirnya Pak tani mendapat ide, “untuk menangkap si licin maka diperlukan siasat dan taktik yang jitu” (OK lah kalooo begitu…!)
Pak tani kemudian pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.
Sesampai di rumah pak tani mengambil tempurung kelapa yang masih bulat kemudian dipasang bambu, untuk membentuk tubuh dan tangan. Tak lupa pak tani memberinya pakaian hitam-hitam serta memasang caping di tempurung kelapanya. (Oh…rupanya pak tani membuat orang-orangan sawah). Agar orang-orangan sawah dapat bekerja secara optimal, kemudian Pak tani melumuri seluruh tubunya dengan getah pohon nangka. “Bagus…, perangkap sudah fix dan siap dipasang, awas siap-siap kau Cil, kalau tertangkap akan ku buat gulai”, kata Pak tani dengan bangganya.
Usai sholat ashar, Pak tani membawa orang-orangan sawah ke kebun dan menanam diantara pohon ketimunnya. Maka orang-orangan sawahpun berdiri tegap seolah-olah memandangi seluruh tanaman ketimun milik Pak tani dan siap melawan semua jenis mahluk hidup yang hendak merusak atau mencuri tanaman milik tuannya. Setelah semuanya dianggap beres, Pak tani meninggalkan kebunnya dengan sejuta harapan bahwa orang-orangan yang dibuatnya akan dapat menangkap musuhnya atau paling tidak dapat membuat takut sehingga si kancil tak berani mencuri lagi.
Suasana perkebunan timun pak tani di Malam Hari.
Merdunya irama jangkrik yang syahdu, celotehan kodok yang saling bersahutan, kerlap-kerlip kunang-kunang serta sorotan sinar bulan purnama, membuat sel-sel muka bumi terasa indahnya. Suasana yang demikian dimanfaatkan oleh seluruh mahluk hidup yang ada untuk keluar dari rumahnya dan bersuka ria dengan yang lainnya. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar anak-anak bermain sambil bernyanyi :
“Ya prakanca dolanan ing njaba
Padang mbulan, padange kaya rina
Rembulane… ne… wes awe-awe
Ngelingake aja turu sore-sore.”
(“Mari teman-teman bermain di halaman. Terangnya cahaya bulan, seakan-akan disiang hari. Bulannya sudah menanti-nanti. Mengingatkan jangan tidur di sore hari”)
Dengan loncatan-loncatan yang indah dan suasana hati yang ceria, seperti biasa kancil memulai aksinya menuju kebun timun milik pak tani. Sesampainya ditempat, “Oh…my God….!! Siapa itu yang ada di sana..!!”, pikir kancil sambil terkejut. Setelah diamati beberapa saat. “Itu Pak tani apa hantu ketimun ya ?,” dalam hati Kancil. “Kalau itu Pak tani, kenapa hanya diam saja seperti patung ? tapi kalau hantu ketimun, kenapa mirip Pak tani ? Jadi yang benar, dia itu hantu atau pak tani, jadi bingung aku,” kata kancil sedikit takut dan penasaran. Untuk mengobati rasa penasarannya, akhirnya sambil mengendap-endap (seperti Tim Densus 88 yang mau menangkap Ibrahim) Kancil mendekati orang-orangan sawah. Setelah jaraknya agak dekat (± 5 m) sambil tetap berlindung di antara pepohonan, kemudian kancil mencoba memancing reaksi dengan melempar batu kepada mahluk yang dicurigai sebagai pak tani atau hantu ketimun. “Krodaaakkk…krasakz…buuugz,” suara batu yang tepat mengenai tubuh orang-orangan sawah. Kancil jadi penasaran. “Kenapa tidak ada reaksi ? Padahal batu tadi kan mengenai tubuh itu dengan kerasnya” Kancil bertanya pada dirinya sendiri.
Dengan kejeniusan yang dimilikinya, setelah melalui sedikit uji hipotesa Kancil mengambil sikap dan memutuskan bahwa, “itu bukan Pak Tani, itu juga bukan hantu ketimun tapi itu adalah benda yang dibuat oleh Pak Tani yang mirip dengannya dan berfungsi untuk menakut-nakuti orang atau binatang yang hendak mencuri ketimun (titik..nggak pake koma!!)”. Dengan sombongnya Kancil berkata, “Kancil gitu looch…!!!”.
Setelah memastikan bahwa itu bukan pak tani atau hantu ketimun, maka Kancil mulai memberanikan diri mendekati benda itu dan berkata,”Kancil mau di bohongi, enggak mempan laa yaauuuu!!” (sambil memukulkan satu kaki depannya yang kiri kepada tubuh orang-orangan sawah)
“Aduuh Biyuuung…!! (aduh emak)……!!,” teriak kancil ketika kakinya tidak dapat dilepas dari tubuh orang-orangan sawah yang telah dilumuri getah oleh Pak Tani.
“Lepasin enggak ..!!!!” bentak Kancil sambil marah. Karena tidak ada respon, maka kancil memukul kembali orang-orangan sawah dengan satu kaki depannya yang sebelah kanan.
“Buuggzz…..” suara pukulan kaki kancil yang mengenai tubuh orang-orangan sawah. Sekali lagi kancil berteriak,” Aduuh Biyuuung….ampun….ampun!!” karena kaki kanannya pun menempel pada tubuh orang-orangan sawah.
Tanpa sadar sambil terus berteriak-teriak dan meronta-ronta ternyata kedua kaki belakangnya pun menempel juga pada tubuh orang-orangan sawah tersebut. Sambil mengangis, kancil memohon ampun, “eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya janji ….(suer dech) saya tidak akan mencuri lagi’
“eeeh…eehng… ampun tuan hantu pak tani”
“Saya mohon, saya jangan dipotong yach…”
“e eeeh…eehng…Tuan Hantu Pak Tani, ganteng dech..” (sambil merayu agar ia dibebaskan)
Kita tinggalkan sejenak nasib buruk yang menimpa Kancil
Lets go….
Kukuuruuyuuuuk….ku..ku..ruuyuuuk….., (suara ayam jantan Pak Tani membangunkan tuannya agar segera bangun dan mengerjakan sholat subuh).
Mendengar si Jliteng (panggilan akrab Pak Tani kepada ayam jagonya) berteriak-teriak, akhirnya pak tani terbangun dari lelapnya tidur.
Pak Tani : “Bune…bune….bangun hari sudah pagi”
Mbok Tani : “Engggg… iya.”
“Pa’e, sudah sholat subuh belum? Kok pagi-pagi gini sudah mau pergi, emangnya mau kemana ?”
Pak Tani : “Sudah, saya mau ke kebun nengok apakah perangkap yang bapak pasang kemarin bisa menangkap kancil atau tidak”.
Mbok Tani : “Ya udah, hati-hati Pa’e”
Pak Tani : “Oh yah Bune, siap-siap bikin gule kancil yah !”
“Assalamu’alaikum…” (pak tani keluar rumah)
Sambil berdendang kecil, pak tani berjalan menuju kebun timunnya.
“Gesangipun tani uu..tuuun,
Wungu nendra, esok umun-umun
Tan sarapannn, nulya….
(Hidupnya seorang petani sejati, bangun tidur dipagi hari, tanpa makan pagi, kemudian ….)
Sebelum nyanyiannya selesai, ternyata pak tani sudah sampai di kebunnya. Dan betapa bahagianya ketika disana dilihat seekor kancil yang menempel di tubuh orang-orangan sawah yang dibuat sebagai perangkap
“Alhamdulillah…puji syukur kupanjatkan kehadirat-MU ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan padaku dipagi hari ini,” doa pak tani.
Kemudian pak tani mengeluarkan seutas tali yang memang sudah disiapkan dari rumahnya untuk mengikat kancil tersebut.
“Hemmm…gemuk sekali kancil ini, pasti dagingnya empuk,” kata pak tani dengan girangnya. Sambil terus membayangkan hari ini akan makan besar, pak tani bergegas pulang dengan memanggul kancil dipundaknya.
Pak Tani : “Bune…bune… , ini loh lihat apa yang saya bawa!”
(teriak pak Tani kegirangan. Kemudian pak tani meletakan kancil yang masih terikat ke dalam kurungan ayam di belakang rumah)
Mbok Tani : “Pa’e kancilnya gemuk sekali, pasti enak sekali kalau di masak gulai”.
“Pa’e sebelum kita potong kancil itu sembari saya menyiapkan bumbunya, sebaiknya bapak cari kayu bakar dulu karena persediaan kayu kita telah habis”.
Pak Tani : “Baiklahlah bune, saya berangkat cari kayu tapi jaga jangan sampai kancil itu melarikan diri.”
Mbok Tani : “Siip lah….”
Sambil menunggu persiapan masak yang dilakukan oleh pak tani dan mbok tani mari kita tengok nasib malang si kancil
Kancil : “Eegh ….eee eegh…tamatlah riwayatku”
(si kancil terus menangis sambil meratapi nasibnya yang malang)
“Kenapa saya jadi bodoh begini….”
“Kenapa nasibku berakhir dengan tragis ??”
Ketika Kancil sedang meratapi atas kebodohannya tiba-tiba terdengar….
Si Jliteng : “Kwik…kwik …. Ku ku ruyuuuuk….!”
“Kayaknya ada yang lagi ketawa dalam rumahku”
Kancil : “Menghina yah, aku bukan lagi ketawa tapi aku sedang menangis tauuu !”
Si Jliteng : “Emangnya kamu siapa, kok ada di dalam kurunganku dalam keadaan terikat”.
Kancil : “Oh ya sampai lupa mengenalkan diri”
“Namaku Kancil…”
“Aku dipaksa oleh pak tani agar mau menikah dengan putrinya”
(Kancil dengan kecerdikannya mencari simpati pada ayam jago piaraan pak tani)
Si Jliteng : “Ah yang bener… kamu lagi nggak bohong kan..??”
“Aku saja yang sudah bertahun-tahun mengabdi di rumah pak tani nggak pernah ditawari menikah dengan putrinya padahal aku tiap pagi selalu membangunkan beliau untuk sholat subuh”
Kancil : “Ya enggak lah, masa saya bohong sih?”
Si Jliteng : “Kalau nggak bohong, kenapa kamu diikat dan dimasukan ke dalam kurunganku ?”
Kancil : “Itu karena saya menolak permintaannya, biar saya tidak kabur maka saya diikat dan dimasukan kedalam kurunganmu”
“Lihat saja ke dalam, pasti pak tani tidak ada di rumah karena sekarang dia sedang memanggil pak penghulu untuk menikahkan saya dengan putrinya”
(Kancil menyakinkan pada si Jliteng)
“Biar putri pak tani cantik namun saya tidak mencintainya, maukah kamu membantuku menggantikan posisiku untuk menikahi putri pak tani ?”
(mendengar tawaran tersebut, si Jliteng seakan-akan tak percaya)
Si Jliteng : “Yang benar…., enggak salah dengar kan ?”
Kancil : “Nggak, kamu tidak salah dengar, kamu juga tidak lagi bermimpi”
“Ini kenyataan jadi nggak usah pakai bengong gitu, jelek tau…!”
“Kamu sebenarnya ganteng kok, jadi pantas kalau kamu yang mendapatkan putri pak tani”
“Jadi kamu mau nggak menggantikan saya ?”
(tanpa pikir panjang si Jliteng langsung menjawab)
Si Jliteng : “Aku bersedia, aku mau !”
Kancil : “Ok, kalau kamu setuju berarti kita deal”
“Karena kita sudah setuju maka tolong keluarkan aku dari kurungan dan buka ikatan ini”
Akhirnya Si Jliteng mengeluarkan Kancil dari kurungan dan membuka ikatan yang melilit keempat kakinya. Kemudian sesuai dengan perjanjian maka kancil mengikat kaki Si Jliteng dan memasukan ke dalam kurungan.
“Wahai Jliteng sahabatku, selamat menempuh hidup baru dan bersenang-senang dengan Putri Pak Tani,” kata kancil memberi ucapan kepada ayam jago milik pak tani.
“Kwak….kakk.. kwak….kakk …prikitew …akhirnya aku selamat”
“Merdeka….merdeka…aku tidak jadi mati”
“Kancil gitu loch…..”
Kancilpun buru-buru lari meninggalkan rumah pak tani.
Bagaimana dengan nasib Si Jliteng ?
Tunggu Episode berikunya……..
Langganan:
Postingan (Atom)